dc.description.abstract | Model Gal’perin merupakan salah satu model pembelajaran yang menurut
teori proses belajar mengajarnya dibagi menjadi empat tahap. Model ini
dikembangkan berdasarkan teori pendidikan psikolog Uni Soviet, Peter jacovlevic
Gal’perin. Adapun rangkaian empat tahap tersebut antara lain: orientasi, latihan,
umpan balik dan lanjutan. Dalam penelitian ini, siswa diikutsertakan langsung dalam
mengorientasikan materi dengan kehidupan sehari-hari dengan cara mempraktekkan
dialog yang ada pada LKS yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari, sehingga
siswa bisa dengan mudah menemukan dan memahami konsep tanpa harus menghafal.
Selain itu siswa juga diberi kesempatan untuk menuliskan kesulitan-kesulitan yang
dialaminya dimana kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa bisa dijelaskan
kembali oleh guru, sehingga siswa akan benar-benar memahami materi yang
disampaikan oleh guru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kendalakendala
dan hal-hal yang dijumpai dalam pembelajaran, aktivitas siswa, serta
ketuntasan belajar siswa apabila diterapkan pembelajaran dengan model Gal’perin.
Pengambilan data ini dilakukan di SMP Negeri 2 Wuluhan pada tanggal 15
November 2011 – 30 November 2011. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas VII E
yang berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dan jenis penelitian
ini adalah penelitian tindakan kelas. Sedangkan metode pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, dokumentasi, wawancara dan tes.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa Penerapan Model Gal’perin pada
pokok bahasan Aritmatika Sosial dapat membantu meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa terhadap materi yang dipelajari. Dengan mengikutsertakan siswa secara
langsung dalam mempraktekkan dialog jual beli di depan kelas, diskusi kelompok
serta menuliskan kesulitan-kesulitan yang dialaminya dapat membuat siswa lebih
aktif dalam mengikuti pelajaran. Kendala-kendala yang ditemui dalam penerapan
pembelajaran ini yaitu pada saat siswa memperagakan dialog jual beli di depan kelas
dan pada saat siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Hal ini
dikarenakan siswa masih malu dan takut untuk memperesentasikan hasil
pekerjaannya.
Dari hasil analisis data diperoleh bahwa pembelajaran matematika dengan
menggunakan model Gal’perin pada materi aritmatika sosial berjalan dengan baik,
serta dapat dikatakan meningkatkan aktivitas dan ketuntasan hasil belajar siswa. Hal
ini dapat dilihat pada rata-rata persentase aktivitas siswa secara klasikal dari
pembelajaran 1 sampai pembelajaran terakhir yaitu pada aktivitas mendengarkan
penjelasan guru sebesar 78,27%; berorientasi sebesar 68.15%; bertanya sebesar
67.86%; menjawab pertanyaan sebesar 65.18% presentasi sebesar 63.09%;
mengerjakan PR/tugas proyek di depan kelas sebesar 62,5%.
Pembelajaran dengan model Gal’perin pada materi aritmatika sosial terbukti
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dari persentase
ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus 1 mencapai 67.86%, 9 siswa yang
tidak tuntas, sedangkan pada siklus 2 persentase ketuntasan belajar siswa secara
klasikal mencapai 82.14%, 5 siswa yang tidak tuntas.
Kesimpulan yang didapat dari hasil analisis data dan pembahasan adalah
pembelajaran matematika dengan menggunakan model Gal’perin berjalan dengan
baik dan dapat meningkatkan aktivitas siswa serta ketuntasan hasil belajar siswa
khususnya pada materi aritmatika sosial.
Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember. | en_US |