Show simple item record

dc.contributor.advisorSugeng Raharto
dc.contributor.advisorDjoko Soejono
dc.contributor.authorLukyta Prima Astiti
dc.contributor.authorDjoko Soejono
dc.contributor.authorSugeng Raharto
dc.date.accessioned2015-12-30T05:44:48Z
dc.date.available2015-12-30T05:44:48Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/69333
dc.description.abstractAgroindustri kerupuk non ikan merupakan suatu kegiatan industri yang memanfaatkan bahan-bahan non ikan seperti kedelai, tepung beras dan menir yang diolah bersama dengan tepung terigu yang kemudian diolah menjadi kerupuk. Agorindustri kerupuk sendiri terdiri dari berbagai macam jenis seperti kerupuk tempe, puli maupun beras. Agroindustri kerupuk non ikan sendiri telah menjadi salah satu strategi hidup yang dilakukan masyarakat Puger Wetan untuk bertahan hidup dan menafkahi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemesanan bahan baku pada agroindustri kerupuk non ikan, serta tingkat pemesanan kembali (reorder point) pada agroindustri kerupuk non, nilai tambah pada agroindustri kerupuk non ikan dan untuk mengetahui strategi pengembangan agroindustri pada agroindustri kerupuk non ikan di Desa Puger Wetan. Metode yang digunakan adalah deskriptif dan analitik. Metode pengambilan sampel secara Purposive sampling. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisa yang digunakan adalah Economic Order Quantity (EOQ), Reorder Point (ROP), Value Added (VA) dan analisis SWOT. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) tingkat pemesanan bahan baku pada agroindustri kerupuk non ikan ekonomis tidak ada yang ekonomis. (2) Tingkat pemesanan kembali bahan baku pada agroindustri kerupuk non ikan rata-rata dilakukan saat tingkat pengaman sebesar 200 kg dengan waktu tunggu selama 1 hari. (3) Agroindustri kerupuk non ikan mampu memberikan nilai tambah yang positif dari setiap bahan baku yang diolah menjadi kerupuk non ikan. (4) Analisis SWOT menunjukkan Agroindustri kerupuk non ikan di Desa Puger Wetan berada pada posisi Grey Area yang artinya agroindustri tersebut memiliki peluang pasar yang prospektif namun sebaiknya memperhatikan higienitas dan kualitas produken_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUNEJen_US
dc.subjectagroindustri kerupuk non ikan, ketersediaan bahan baku, nilai tambah, prospek pengembanganen_US
dc.titleANALISIS KETERSEDIAAN BAHAN BAKU, NILAI TAMBAH DAN PROSPEKen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record