KANDUNGAN KROMIUM (Cr) PADA LIMBAH CAIR DAN AIR SUNGAI SERTA KELUHAN KESEHATAN MASYARAKAT DI SEKITAR INDUSTRI ELEKTROPLATING (STUDI DI INDUSTRI ELEKTROPLATING X KELURAHAN TEGAL BESAR KECAMATAN KALIWATES KABUPATEN JEMBER)
Abstract
Industri elektroplating merupakan industri pelapisan logam dengan lapisan
logam lainnya menggunakan bantuan arus listrik melalui suatu elektrolit. Salah
satu contoh industri elektroplating ini adalah Industri Elektroplating X di
Kelurahan Tegal Besar, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember. Industri
Elektroplating X ini dalam kegiatan operasionalnya menghasilkan limbah cair
yang banyak mengandung logam berat kromium karena salah satu bahan utama
yang sering digunakan dalam pelapisan adalah kromium. Limbah cair yang
dihasilkan dalam industri ini tidak dilakukan pengelolaan terlebih dahulu dan
langsung dibuang ke sungai. Pembuangan limbah cair industri elektroplating
tanpa pengelolaan terlebih dahulu dapat berpotensi mencemari air sungai di
sekitar industri. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan diketahui
kandungan kromium pada sungai di sekitar industri elektroplating tersebut sebesar
0,15 mg/L, kadar tersebut telah melebihi baku mutu lingkungan yang ditetapkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Air dan Pengendalian Pencemar yakni sebesar 0,05 mg/L untuk
sungai kelas III. Sungai di sekitar Industri Elektroplating X ini banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan kromium
(Cr) dalam limbah cair dan air sungai serta keluhan kesehatan masyarakat di
sekitar industri elektroplating. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan jenis penelitian deskriptif dan rancang bangunnya adalah studi pada Industri Elektroplating X. Sampel dalam penelitian ini adalah limbah cair yang
diambil pada hari yang sama tetapi dalam proses pelapisan logam yang berbeda,
yakni logam A, B, dan C. Sampel selanjutnya adalah sampel air sungai yang
diambil pada 4 lokasi yakni pada lokasi sebelum point source (A), point source
(B), setelah point source (C), dan lokasi dimanfaatkan oleh masyarakat (D).
Untuk mengetahui keluhan kesehatan masyarakat dilakukan pengambilan sampel
sejumlah 51 responden yang menggunakan air sungai.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Indutri Elektroplating X,
didapatkan bahwa volume rerata limbah cair yang dihasilkan sebesar 34 liter per
0,049 m2 luas permukaan yang dilapisi, dengan kandungan kromium rerata
sebesar 3,5 mg/L. Volume limbah cair dan kandungan kromium tersebut telah
melebihi baku mutu yang ditetapkan oleh Peraturan Gubernur Jawa Timur No.72
Tahun 2013 tentang Baku Mutu Limbah Bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha
Lainnya yang menyebutkan bahwa volume limbah cair maksimum sebesar 20
liter/m2 dengan kandungan kromium sebesar 0,5 mg/L. Sedangkan kandungan
rerata kromium pada air Sungai Bedadung di sekitar Industri Elektroplating X
pada keempat lokasi pengambilan yakni lokasi sebelum point source (A) sebesar
0,157 mg/L, lokasi point source (B) sebesar 0,162 mg/L, lokasi setelah point
source (C) sebesar 0,188 mg/L, dan lokasi dimanfaatkan masyarakat (D) sebesar 0,219 mg/L. Kandungan kromium pada keempat lokasi tersebut melebihi baku
mutu yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Air dan Pengendalian Pencemar yakni sebesar
0,05 mg/L untuk sungai kelas III. Responden Sebanyak 56,9% menyatakan
adanya keluhan kesehatan berupa gatal-gatal, iritasi mata, borok, dan gelembung air pada kulit
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]