dc.description.abstract | Gizi buruk dan gizi kurang merupakan sebuah masalah kesehatan
masyarakat yang utama di Indonesia. Gizi buruk adalah bentuk terparah dari
keadaan Kurang Energi dan Protein (KEP). Faktor risiko terjadinya gizi buruk
adalah pada usia 1-5 tahun atau pada bayi dan balita. Prevalensi gizi buruk-kurang
di Kabupaten Situbondo pada tahun 2014 adalah 18,4% yang terdiri dari 2,6% gizi
buruk dan 15,8% gizi kurang. Banyak faktor yang menyebabkan masalah gizi
kurang yaitu faktor langsung dan faktor tidak langsung. Penyebab langsung yaitu
makanan anak dan penyakit infeksi, sedangkan penyebab tidak langsung yaitu
ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, kesehatan lingkungan, dan
pelayanan kesehatan. Salah satu cara untuk menanggulangi masalah gizi kurang
dan gizi buruk adalah dengan menjadikan tatalaksana gizi buruk sebagai upaya
menangani setiap kasus yang ditemukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penatalaksanaan asuhan gizi
pada balita Kurang Energi Protein (KEP) di Rumah Pemulihan Gizi Kabupaten
Situbondo. Variabel dalam penelitian ini adalah karakteristik balita, karakteristik
keluarga, tingkat konsumsi balita, dan penatalaksanaan asuhan gizi. Jenis
penelitian kuantitatif dengan pendekatan diskriptif dan menggunakan disain cross
sectional. Penelitian ini dilakukan di Rumah Pemulihan Gizi Kabupaten
Situbondo pada bulan Maret-Agustus 2015 dan besar sampel adalah 5 balita.
Hasil penelitian diketahui bahwa dalam kegiatan penatalaksanaan asuhan gizi pada balita KEP di Rumah Pemulihan Gizi Kabupaten Situbondo, semua
balita melakukan pengukuran antropometri, pemeriksaan medis, intervensi
(konseling, pemberian makan, pemberian obat), dan melakukan kontrol
perkembangan berat badan. Berdasarkan hasil kontrol perkembangan berat badan dari 5 balita yang dirawat terdapat 2 balita yang berat badannya naik dengan status
gizi naik, 2 balita yang berat badannya naik dengan status gizi tetap, dan 1 balita
yang berat badan turun dengan status gizi tetap. Saran yang dapat diberikan dari
hasil penelitian ini adalah diharapkan dalam kegiatan konseling juga diberikan
informasi mengenai manfaat obat atau jamu tradisional yang dapat meningkatkan
nafsu makan anak dan cara pembuatan F-100 kepada ibu balita sehingga ibu balita
dapat menerapkan pemberian F-100 di rumah. | en_US |