Show simple item record

dc.contributor.advisorSulistiyani
dc.contributor.advisorRohmawati, Ninna
dc.contributor.authorSaputri, Ika Murni
dc.date.accessioned2015-12-28T06:22:46Z
dc.date.available2015-12-28T06:22:46Z
dc.date.issued2015-12-28
dc.identifier.nim112110101028
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/68932
dc.description.abstractKeluarga Sadar Gizi (Kadarzi) adalah keluarga yang seluruh anggota keluarganya melakukan perilaku gizi seimbang, mampu mengenali masalah kesehatan dan gizi bagi setiap anggota keluarganya, dan mampu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah gizi yang dijumpai oleh anggota keluarganya. Tahun 2013 pencapaian Kadarzi di Jawa Timur sebesar 34,8% sedangkan target capaian Kadarzi yaitu 80%. Banyuwangi merupakan satu-satunya kota yang menerapkan Kadarzi Anak TOKCer. Wilayah yang memiliki pencapaian Kadarzi paling rendah di Kabupaten Banyuwangi yaitu wilayah kerja Puskesmas Pesanggaran yaitu sebesar 43,3%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran dan fungsi kader, dukungan sosial suami, dan pengetahuan tentang budaya keluarga pada pelaksanaan Kadarzi Anak TOKCer dan menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Teknik analisis data dengan menggunakan uji statistik chi squaredan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga balita yang melaksanakan Kadarzi Anak TOKCer hanya sebesar 35%. Berdasarkan hasil penelitian, persentase balita yang ditimbang secara teratur yaitu 61%, pemberian ASI eksklusif yaitu 64%, konsumsi makanan beraneka ragam sebesar 78%, penggunaan garam beriodium sebesar 92%, dan pemberian suplemen gizi yaitu 88%. Sebagian besar peran dan fungsi kader dalam peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita dan pemasyarakatan Kadarzi belum baik, sebagian besar ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Pesanggaran mendapatkan dukungan emosional, dukungan penghargaan, dan dukungan informatif negatif dari suami, sedangkan untuk dukungan instrumental sebagian besar ibu balita mendapatkan dukungan positif dari suami, sebagian besar pengetahuan tentang budaya keluarga belum baik terkait Kadarzi. Hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan antara peran dan fungsi kader dalam peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita dan pemasyarakatan Kadarzi dengan pelaksanaan Kadarzi Anak TOKCer, ada hubungan antara dukungan sosial suami berupa dukungan emosional, penghargaan, instrumental, dan informatif dengan pelaksanaan Kadarzi Anak TOKCer, serta ada hubungan antara pengetahuan tentang budaya keluarga dengan pelaksanaan Kadarzi Anak TOKCer. Berdasarkan hasil uji regresi logistik didapatkan bahwa peran dan fungsi kader dalam pemasyarakatan Kadarzi merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam pelaksanaan Kadarzi Anak TOKCer pada keluarga balita. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini yaitu bagi Puskesmas Pesanggaran melakukan pertemuan rutin dan pemberdayaan Tim Kadarazi Anak TOKCer tingkat desa, melakukan sosialisasi mengenai pentingnya melaksanakan Kadarzi Anak TOKCer kepada suami melalui kegiatan pengajian rutin, mengadakan lomba yang berkaitan dengan Kadarzi Anak TOKCer, serta melakukan monitoring dan evaluasi dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh Tim Kadarzi Anak TOKCer tingkat desa. Diperlukan partisipasi serta kerjasama dari masyarakat terutama suami dalam setiap diadakan kegiatan dengan cara memberikan dukungan (emosional, penghargaan, instrumental, informatif) dan motivasi kepada ibu balita untuk melaksanakan kelima indikator Kadarzien_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKaderen_US
dc.subjectDukungan suamien_US
dc.subjectBudaya keluargaen_US
dc.titlePERAN DAN FUNGSI KADER, DUKUNGAN SOSIAL SUAMI, DAN PENGETAHUAN TENTANG BUDAYA KELUARGA PADA PELAKSANAAN KADARZI (STUDI PROGRAM KADARZI ANAK TOKCer DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PESANGGARAN, KABUPATEN BANYUWANGI)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record