dc.description.abstract | Penyakit akibat kerja merupakan sesuatu yang disebabkan atau diperburuk
oleh pajanan di tempat kerja. Faktor-faktor penyebab PAK antara lain biologi,
kimia, fisik, ergonomi dan psikologi. Berdasarkan jenis organ tubuh yang dapat
mengalami kelainan akibat pekerjaan seseorang, kulit merupakan organ tubuh
yang paling sering, yakni 50 % dari jumlah seluruh penderita PAK. Salah satu
industri yang memiliki risiko terhadap occupational dermatosis adalah industri
rumah potong unggas. Industri rumah potong unggas PT. X Kabupaten Mojokerto
dalam proses produksinya melibatkan beberapa komponen meliputi tenaga kerja,
lingkungan tempat kerja, peralatan kerja dan bahaya kerja. Bahaya kerja yang
dapat ditimbulkan adalah bising, suhu rendah, risiko terpotong, risiko tergores
benda tajam, ergonomi, psikologi serta bahaya kimia. Hasil studi pendahuluan
menunjukkan mayoritas pekerja di proses produksi mengeluh gatal-gatal dan
panas (sensasi terbakar) terutama di sela-sela jari. Hal tersebut dapat disebabkan
oleh paparan fisik, kimia dan biologi yang ada di lingkungan kerja. Paparan fisik
berupa suhu rendah, adanya tekanan mekanik dan gesekan, paparan kimia dapat
berupa klorin dan paparan biologi dapat berupa bakteri staphylococcus dan
salmonella sp.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain
cross-sectional. Penelitian dilaksanakan di Rumah Potong Unggas PT. X yang
terletak di Dusun Ngares Kulon, Desa Ngares Kidul, Kecamatan Gedeg,
Kabupaten Mojokerto. Sampel penelitian berjumlah 43 orang yang berasal dari
pekerja bagian proses produksi rumah potong unggas. Teknik pengambilan
sampel menggunakan metode cluster random sampling. Analisis data terdiri dari analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan chi-square Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
berhubungan dengan gejala occupational dermatosis di rumah potong unggas
adalah masa kerja, higiene personal, penggunaan APD dan kontak air. Saran yang
dapat diberikan adalah dilakukan pemeriksaan berkala kepada pekerja, adanya
pengawasan yang bukan hanya mengawasi proses kerja tetapi juga mengawasi
higiene personal dan penggunaan APD pekerja. Kepada pemilik perusahaan dan
pemerintah hendaknya memberi perhatian lebih terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja mengingat hal tersebut merupakan tanggungjawab bersama. | en_US |