Show simple item record

dc.contributor.advisorSujoso, Anita Dewi Prahastuti
dc.contributor.advisorHartanti, Ragil Ismi
dc.contributor.authorFirdaus, Novita
dc.date.accessioned2015-12-22T04:11:27Z
dc.date.available2015-12-22T04:11:27Z
dc.date.issued2015-12-22
dc.identifier.nim102110101098
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/68387
dc.description.abstractPaparan timbal pada manusia dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan seperti kelelahan. Timbal akan menghambat sintesis sel-sel darah merah untuk mengangkut oksigen sehingga mengakibatkan terjadinya kelelahan. Istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara pada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh. Salah satu tempat kerja dengan paparan timbal (Pb) yang tinggi adalah Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU). Operator SPBU memiliki resiko tinggi untuk terpapar timbal yang berasal dari bensin, emisi gas buang kendaraan bermotor baik dari kendaraan bermotor yang sedang mengantri untuk mengisi bensin, kendaraan bermotor yang berangkat setelah mengisi bensin, maupun kendaraan bermotor yang melintasi jalan raya. SPBU Sempolan dan SPBU Arjasa Kabupaten Jember memiliki 37 operator. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik observasional menggunakan desain cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilakukan pada operator SPBU di SPBU Sempolan dan SPBU Arjasa Kabupaten Jember. Dari teknik pengambilan sampel, didapatkan hasil responden penelitian sebanyak 21 operator. Hasil karakteristik responden didapatkan dari hasil wawancara dan observasi, kadar timbal (Pb) dalam darah didapatkan hasil dari uji laboratorium dengan menggunakan metode Atomic Absorption Spectrofotometer (AAS), sedangkan untuk kelelahan kerja didapatkan hasil dari pengukuran dengan menggunakan alat reaction timer. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan Uji Korelasi Spearman’s rho dan Uji Korelasi Lambda dengan α sebesar 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur responden pada operator SPBU di SPBU Sempolan dan SPBU Arjasa Kabupaten Jember yaitu antara 22-42 tahun dengan masa kerja antara 2-10 tahun. Terdapat responden dengan kategori Indeks Massa Tubuh (IMT) kekurangan berat badan tingkat berat dan kelebihan berat badan tingkat berat. Rata-rata jumlah batang rokok yang dikonsumsi oleh responden dalam satu hari berjumlah 13 batang, serta terdapat responden yang mengkonsumsi minuman beralkohol. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kadar timbal (Pb) dalam darah sebesar >6 μg/dl yaitu berjumlah 12 orang. Dari 12 orang tersebut, 7 orang diantaranya terdapat di SPBU Sempolan Kabupaten Jember, dan 5 orang lainnya terdapat di SPBU Arjasa Kabupaten Jember. Sedangkan untuk kadar timbal (Pb) dalam darah tertinggi yaitu sebesar 7,178 μg/dl terdapat pada responden di SPBU Arjasa Kabupaten Jember, dan kadar tibal (Pb) dalam darah terendah terdapat pada responden di SPBU Sempolan Kabupaten Jember. Hasil pengukuran kelelahan kerja dengan reaction timer pada operator SPBU di SPBU Sempolan dan SPBU Arjasa Kabupaten Jember menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami kelelahan kerja ringan. Hasil dari analisis statistik dengan α (0,05) menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur (p=0,000), masa kerja (p=0,010), dan Indeks Massa Tubuh (p=0,012) dengan kelelahan kerja; serta tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok (p=0,116), kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol (p=0,137), dan kadar timbal (Pb) dalam darah (p=0,314) dengan kelelahan kerja. Berdasarkan hasil penelitian ini, Sebaiknya pemilik usaha melakukan pembatasan usia pekerja yang dilakukan saat awal pekerja masuk sebagai operator di SPBU. Sebaiknya pemilik usaha bekerja sama dengan PT. Pertamina (Persero) dan Dinas Kesehatan untuk melakukan penyuluhan terkait dengan pengetahuan tentang gizi pekerja. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Jember sebaiknya membentuk tim terpadu untuk kesehatan kerja di SPBU dengan memberikan penyuluhan terhadap operator SPBU tentang bahaya timbal (Pb), bahaya merokok, serta bahaya mengkonsumsi minuman beralkohol terhadap kesehatan secara intensif dan periodik serta sekaligus memberikan evaluasi terkait kesehatan dan keselamatan kerja di SPBU. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menambah jumlah sampel, menambah variabel independen lain yang dapat dihubungkan dengan kelelahan kerja seperti lingkungan kerja fisik yang terdiri dari debu, kebisingan, dan getaran, serta dapat menghubungkan dengan dampak toksisitas timbal (Pb) bagi kesehatan manusia lainnya seperti tekanan darah atau hipertensi, pemeriksaan fungsi ginjal, serta pemeriksaan sistem hematopoietik pada operator SPBU, serta melakuen_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKadar Timbal (Pb) dalam Darahen_US
dc.subjectKelelahan Kerjaen_US
dc.subjectOperator SPBUen_US
dc.titleHUBUNGAN KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN KADAR TIMBAL (Pb) DALAM DARAH DENGAN KELELAHAN KERJA PADA OPERATOR SPBU (Studi di SPBU Sempolan dan SPBU Arjasa Kabupaten Jember)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record