dc.description.abstract | Fisika sebagai salah satu bidang mata pelajaran IPA mempunyai peranan penting dalam pengembangan teknologi masa depan. Oleh sebab itu, ilmu fisika yang sangat erat kaitannya dengan IPTEK perlu mendapat perhatian khusus untuk dikembangkan mulai dari tingkat dasar untuk dapat bersaing dan dapat bertahan dengan kondisi zaman yang selalu berkembang seiring jalannya waktu karena adanya konvergensi ilmu fisika dengan perkembangan teknologi. Pada kenyataannya, dibalik peran penting fisika dalam kehidupan, banyak siswa ditingkatan Sekolah Menengah di Kabupaten Jember kurang tertarik untuk mempelajari fisika sehingga berdampak buruk pada hasil belajar peserta didik itu sendiri. Guru menyatakan bahwa, pada kegiatan pembelajaran sering dijumpai siswa yang mengalami kesulitan dalam mencapai kompetensi dasar dan penguasaan materi pembelajaran yang telah ditentukan. Siswa menganggap fisika sulit karena cenderung menghafal rumus dan konsep fisika yang bersifat abstrak. Fakta yang mendasari kurang optimalnya perolehan nilai hasil belajar untuk mata pelajaran fisika, antara lain dikarenakan pemilihan model pembelajaran yang kurang menekankan pada proses sains, sehingga pembelajaran menjadi kurang bermakna dan pengetahuan yang diperoleh hanya menjadi ingatan jangka pendek. Oleh karena itu, diperlukan pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik sains fisika, salah satunya adalah model Learning Cycle 7E.
Model Learning Cycle 7E memiliki kelebihan, diantaranya adalah meningkatkan motivasi belajar siswa karena siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran, memunculkan keberanian siswa dalam berpendapat, membantu mengembangkan sikap ilmiah siswa dan pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa. Disamping memiliki kelebihan, model ini juga memiliki kelemahan, untuk mengurangi kelemahan pada model ini, maka diperlukan alat bantu berupa alat peraga. Penggunaan alat peraga bertujuan untuk memberikan wujud riil terhadap bahan yang dibicarakan dalam materi pembelajaran, serta untuk memantapkan konsep secara teoritis. Tujuan penelitian ini untuk (1) mengkaji pengaruh model Learning Cycle 7E berbantu alat peraga tiga dimensi (3D) terhadap sikap ilmiah siswa, (2) mengkaji pengaruh model Learning Cycle 7E berbantu alat peraga tiga dimensi (3D) terhadap hasil belajar siswa, (3) Mendeskripsikan motivasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Learning Cycle 7E berbantu alat peraga tiga dimensi (3D).
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen, dengan sampel penelitian adalah kelas X MIA 1 sebagai kelas eksperimen dan X MIA 3 sebagai kelas control. Hasil analisis data sikap ilmiah siswa menunjukkan bahwa rata-rata sikap ilmiah siswa pada kelas eksperimen adalah 78,08%. Ini menunjukkan bahwa sikap ilmiah siswa dalam kategori tinggi. Sedangkan analisis data hasil belajar siswa pada aspek kognitif diperoleh nilai Sig. t hitung (1-tailed) sebesar 0,481 > 0.05. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa untuk aspek kognitif pada kelas eksperimen tidak berbeda dengan kelas kontrol. Hasil belajar siswa untuk aspek afektif diperoleh nilai Sig. t hitung (1-tailed) sebesar 0,017 > 0.05. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa untuk aspek afektif pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hasil belajar pada aspek psikomotorik diperoleh nilai Sig. (1-tailed) sebesar 0.042. Artinya skor rata-rata hasil belajar pada aspek psikomotorik untuk kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas control.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh, maka kesimpulan dari penelitian ini, antara lain; 1) model Learning Cycle 7E berbantu alat peraga tiga dimensi berpengaruh positif terhadap sikap ilmiah siswa; 2) model Learning Cycle 7E berbantu alat peraga tiga dimensi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa; 3) model Learning Cycle 7E berbantu alat peraga tiga dimensi berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa | en_US |