dc.description.abstract | Fisika merupakan cabang dari IPA yang lahir dan berkembang lewat
langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian
hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan
konsep. Pembelajaran fisika hendaknya dilakukan dengan menggunakan
pendekatan ilmiah yang dapat melibatkan siswa dalam penyelidikan, sehingga
menimbulkan interaksi antara siswa dengan guru dan siswa lainnya. Kenyataan
yang terjadi di sekolah, penerapan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan ilmiah belum terlaksana secara optimal. Pembelajaran masih berpusat
pada guru sehingga menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.
Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang berbasis kontruktivisme,
dalam hal ini guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan siswa dapat terlibat aktif
dalam proses pembelajaran. Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah
tersebut, maka disusunlah suatu model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided
inquiry) disertai teknik probing question.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perbedaan yang signifikan antara
hasil belajar fisika siswa yang menggunakan model pembelajaran inkuiri
terbimbing (guided inquiry) disertai teknik probing question dengan model
pembelajaran direct instruction di SMA Negeri 1 Jenggawah, mendeskripsikan
sikap ilmiah dan aktivitas belajar siswa selama menggunakan model pembelajaran
inkuiri terbimbing (guided inquiry) disertai teknik probing question, dan
mendeskripsikan respon siswa terhadap model pembelajaran inkuiri terbimbing
(guided inquiry) disertai teknik probing question.
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Jenggawah pada tanggal 8 - 26
Mei 2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuasi-eksperimen dengan desain
penelitian menggunakan post-test only control group. Populasi dari penelitian ini
merupakan siswa kelas X SMA Negeri 1 Jenggawah. Penentuan sampel penelitian
menggunakan metode cluster random sampling. Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini meliputi wawancara, observasi, angket, dokumentasi dan tes.
Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah
Independent Sample T-test dengan bantuan software SPSS 16.
Hasil analisis data nilai post-test siswa dengan menggunakan Independent-
Sample T-test menunjukkan signifikansi (2-tailed) sebesar 0,000 atau kurang dari
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil
belajar fisika siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Analisa data sikap
ilmiah menunjukkan bahwa sikap ilmiah siswa kelas eksperimen setiap pertemuan
mengalami peningkatan, dengan persentase sebesar 78,68% pada pertemuan I,
pada pertemuan II dan pertemuan III juga mengalami peningkatan sebesar 6,71%
dan 4,34% sehingga menjadi 85,39% dan 89,73%. Analisa data aktivitas belajar
siswa kelas eksperimen tergolong sangat aktif dengan persentase aktivitas belajar
siswa secara klasikal sebesar 81,93%. Persentase rata-rata aktivitas belajar siswa
pada pertemuan pertama sebesar 76,14%, pada pertemuan kedua rata-rata aktivitas
belajar siswa meningkat menjadi 80,87%, dan meningkat lagi sebesar 88,77%
pada pertemuan ketiga. Hasil analisa data respon siswa terhadap model
pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) disertai teknik probing question
adalah respon positif.
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut: (1) Ada perbedaan yang signifikan antara hasil
belajar fisika siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol (2) Sikap ilmiah siswa
kelas eksperimen setiap pertemuan selalu meningkat (3) Aktivitas belajar siswa
kelas eksperimen dalam kategori sangat aktif (4) Respon siswa terhadap model
pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) disertai teknik probing question
menunjukkan respon yang positif. | en_US |