dc.description.abstract | Gaharu (Gyrinops versteegii (Gilg) Domke) atau yang lebih dikenal dengan Agarwood merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Hal ini dikarenakan tumbuhan ini mampu menghasilkan metabolit sekunder berupa resin atau damar aromatik yang termasuk dalam golongan Sesquiterpena. Selama ini, pembudidayaan tanaman gaharu masih menggunakan metode konvensional yakni pembibitan gaharu melalui biji. Pembibitan melalui biji tingkat keberhasilannya sangat rendah, karena biji bersifat rekalsitran. Salah satu upaya budidaya tanaman gaharu yang dapat menghasilkan sifat-sifat genetik individu anakan sama persis dengan induknya (homogen) dan menghasilkan bibit dalam jumlah banyak pada waktu yang relatif singkat adalah menggunakan kultur jaringan (in vitro). Keberhasilan kultur jaringan tergantung dari beberapa faktor salah satunya adalah penambahan ZPT dalam media tanam yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan. ZPT yang sering digunakan pada kultur jaringan gaharu adalah jenis auksin dan sitokinin yang dapat memicu terjadinya somatik embriogenesis (SE) baik secara langsung (clonation) maupun secara tidak langsung (kalus). Beberapa penelitian lebih menekankan somatik embriogenesis secara langsung dari pada somatik embriogenesis secara tidak langsung. Oleh sebab itu, perlu adanya pengkajian terhadap komposisi ZPT yang dapat menghasilkan somatik embriogenesis secara tidak langsung. ZPT TDZ merupakan salah satu ZPT yang dapat menginduksi somatik embriogenesis secara tidak langsung. Namun pengkajian tentang variasi konsentrasi TDZ untuk mengoptimalkan somatik embriogenesis secara tidak langsung tersebut masih sangat kurang khususnya untuk tanaman gaharu.
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh konsentrasi zat pengatur tumbuh TDZ (Thidiazuron) terhadap pembentukan somatik embriogenesis gaharu
(Gyrinops versteegii (Gilg) Domke), menentukan konsentrasi optimal zat pengatur tumbuh TDZ (Thidiazuron) terhadap pembentukan somatik embriogenesis gaharu (Gyrinops versteegii (Gilg) Domke), dan menganalisis hasil dari ” Pengaruh Konsentrasi Hormon Thidiazuron (TDZ) terhadap Pembentukan Somatik Embriogenesis gaharu (Gyrinops versteegii (Gilg) Domke) melalui Teknik In Vitro “ dapat dijadikan sebagai karya ilmiah populer. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jember. Penelitian ini dilakukan sampai terbentuknya SE yang terdiri dari tahapan pembentukan kalus dan pembentukan SE. Tahap Pertama yakni pembentukan kalus dengan satu faktor tunggal yaitu variasi konsentrasi TDZ dalam media MS yang terdiri dari 5 taraf konsentrasi, yaitu: 0 ppm; 0,5 ppm; 1,0 ppm; 1,5 ppm; dan masing-masing taraf konsentrasi terdiri dari 6 kali ulangan. Penelitian kemudian dilanjutkan dengan tahap pembentukan SE setelah eksplan disubkultur pada cawan petri dan diamati menggunakan mikroskop stereo.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan data dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA). Apabila terdapat perbedaan yang nyata diantara perlakuan-perlakuan tersebut, maka analisis akan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian ZPT TDZ terhadap pembentukan somatik embriogenesis gaharu (Gyrinops Versteegii (Gilg) Domke). Sedangkan konsentrasi optimal ZPT TDZ yang memberikan pertumbuhan terbaik terhadap somatik embriogenesis gaharu (Gyrinops Versteegii (Gilg) Domke) adalah pada konsentrasi 1ppm. Selanjutnya hasil penelitian dimanfaatkan dalam penyusunan karya ilmiah popular dengan judul “ Kultur Jaringan Gaharu Sebagai Alternatif Budidaya Gaharu Skala Industri”. | en_US |