Show simple item record

dc.contributor.advisorHasan, M. Nur
dc.contributor.advisorAlbayumi, Fuat
dc.contributor.authorArieska W, Christine
dc.date.accessioned2015-12-05T06:46:09Z
dc.date.available2015-12-05T06:46:09Z
dc.date.issued2015-12-05
dc.identifier.nim110910101018
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66616
dc.description.abstractWar On Terrorism Amerika dimulai pertama kali pada masa pemerintahan Presiden Bush untuk menemukan dalang serangan pada tanggal 11 September 2011 di World Trade Centre dan Osama bin Laden dicurigai sebagai dalang peristiwa tersebut. Negara-negara yang menjadi fokus perhatian Amerika untuk menangkap Osama bin Laden antara lain Yaman, Somalia, Afganistan, dan Pakistan. Afganistan merupakan negara pertama di mana Amerika melakukan operasi pertama kali. Operasi tersebut dinamakan Operation Enduring Freedom dan dilakukan oleh Amerika bersama dengan negara anggota NATO lainnya untuk menjatuhkan kekuasaan Taliban di Afganistan. Setelah hampir sebulan melakukan operasi tersebut, pada akhirnya kekuasaan Taliban berhasil dijatuhkan. Para pejuang Afganistan yang kalah melarikan diri ke wilayah Federally Administered Tribal Area (FATA) di Pakistan yang berbatasan darat dengan Afganistan. Wilayah FATA memiliki sejarah aktivitas terorismenya yang tinggi. Sebelum Operation Enduring Freedom, wilayah ini juga pernah menjadi tempat melarikan diri bagi para pejuang Taliban saat terjadi Perang Afgan antara Afganistan dan Uni Soviet. Sejak saat itu, wilayah ini telah memiliki aktivitas milatan yang tinggi. Setelah jatuhnya kekuasaan Taliban, Amerika kemudian mulai mengarahkan fokusnya ke Pakistan. Hubungan kedua negara ini telah mengalami pasang surut yang ditandai dengan dihentikannya bantuan ekonomi dan keamanan oleh Amerika ke Pakistan. Selanjutnya, hubungan kedua negara lambat laun mulai meningkat sejak peristiwa World Trade Centre. Peristiwa tersebut menandai babak baru hubungan kedua negara karena Amerika mulai meningkatkan bantuannya bagi Pakistan. 8 Peningkatan pengiriman bantuan tersebut juga dipengaruhi oleh adanya aktivitas teroris di Pakistan, utamanya di wilayah FATA. Dalam setiap operasinya, Amerika menggunakan Pesawat tanpa Awak atau lebih dikenal dengan drones. Penggunaan teknologi ini telah dilakukan sejak zaman pemerintahan Presiden Bush dan terus dilakukan hingga pada masa pemerintahan Presiden Obama. Namun, pada masa pemerintahan Presiden Obama, terjadi peningkatan yang sangat signifikan terhadap jumlah serangan drones di FATA. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan dibalik ditingkatkannya serangan drones di wilayah FATA pada periode pertama pemerintahan Presiden Obama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Proses penelitian tersebut meliputi dua tahap yaitu teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Teknik pengumpulan data adalah studi pustaka (library research) untuk memperoleh data sekunder. Data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan pengiriman drones dilakukan karena efektivitas yang dimiliki oleh teknologi tingkat tinggi yang dimiliki oleh pesawat tanpa awak. Pesawat tanpa awak secara efektif dapat meminimalisir jumlah anggota kelompok teroris. Selain itu, Pesawat tanpa awak juga secara efisien menghemat anggaran dana operasi militer Amerika. Penggunaan pesawat tanpa awak secara ekonomi jauh lebih murah jika dibandingkan dengan pesawat konvensional. Pada fungsi-fungsi itulah drones mampu memberikan keuntungan lebih banyak dibandingkan dengan dikirimkannya pasukan ke wilayah FATA.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectSERANGAN UNMANNED AERIAL VEHICLE (UAV)en_US
dc.subjectPEMERINTAHAN OBAMAen_US
dc.titlePENINGKATAN SERANGAN UNMANNED AERIAL VEHICLE (UAV) DI FEDERALLY ADMINISTERED TRIBAL AREA (FATA) PADA PERIODE PERTAMA PEMERINTAHAN OBAMAen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record