Show simple item record

dc.contributor.advisorSupranoto
dc.contributor.advisorSutomo
dc.contributor.authorPenali, Abednego B. P
dc.date.accessioned2015-12-05T03:30:41Z
dc.date.available2015-12-05T03:30:41Z
dc.date.issued2015-12-05
dc.identifier.nim100910201004
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66590
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan Untuk mengetahui peran tokoh masyarakat dalam Pembangunan di Desa Pantee Deere Kecamatan Kabola Kabupaten Alor. Keberadaan desa telah dikenal lama dalam tatanan pemerintahan di Indonesia jauh sebelum Indonesia merdeka. Berdasarkan konteks pembangunan daerah, pemerintahan desa merupakan unit terdepan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat serta menjadi tonggak strategis terhadap keberhasilan program pembangunan dalam memperkuat desa dan lembaga kemasyarakatan. Desa Pante Deere adalah salah satu desa di Kecamatan Kabola yang terletak di bagian utara Kabupaten Alor seluas 10 Km2 dengan jarak tempuh dari/ke kota kecamatan 7 Km, sedangakan kota kabupaten 23 Km, 2 Dusun, 4 RW dan 8 RT dengan jumlah penduduk 764 jiwa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peran para tokoh masyarakat dalam pembangunan desa di Desa Pante Deere, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor? Secara etimologi kata desa berasal dari bahasa Sansekerta, deca yang berarti tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran. Dari perspektif geografis, desa atau village diartikan sebagai “a groups of hauses or shops in a country area, smaller than a town”. Pengertian desa menurut Widjaja dan UU nomor 6 tahun 2014 di atas sangat jelas sekali bahwa desa merupakan komunitas yang mengatur dirinya sendiri. Mosher (1969:91) menyebutkan bahwa pembangunan desa mempunyai tujuan untuk pertumbuhan sektor pertanian, dan integrasi Nasional, yaitu membawa seluruh penduduk suatu negara ke dalam pola utama kehidupan yang sesuai, serta menciptakan keadilan ekonomi berupa bagaimana pendapatan itu didistribusikan kepada seluruh penduduk. Tokoh Masyarakat adalah Seseorang yang berpengaruh dan ditokohkan oleh lingkungannya. Penokohan tersebut karena pengaruh posisi, kedudukan, kemampuan, dan kepiawaiannya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Usman dan Akbar (2004:4), penelitian deskriptif bermaksud membuat penggambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu. Lokasi penelitian adalah tempat peneliti dapat menangkap keadaan yang sebenarnya dari objek yang akan diteliti. Adapun lokasi penelitian adalah di Desa Pante Deere, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pada penelitian ini digunakan narasumber untuk mendapatkan data dengan menggunakan informan. Menurut Moeleong (2006:132), informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberi informasi tentang suatu situasi dan kondisi latar penelitian. Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini adalah Penelitian ini ditujukan pada dua kelompok narasumber yaitu aparat desa dan tokoh masyarakat. Narasumber dari unsur pemerintah desa ditetapkan sebagai informan penunjuk sedangkan narasumber dari tokoh masyarakat sebagai informan kunci. Kehidupan ekonomi masyarakat Desa Pante Deere dapat dikemukakan oleh Yunus Dukala (Kepala Desa) bahwa, pola kehidupan masyarakat desa masih tergantung pada ekonomi agraris dengan pola atau cara pengelolaan yang sangat sederhana seperti halnya ciri masyarakat tradisional. Hingga Tahun 2013 jumlah petani 243 orang dan luas lahan untuk usaha pertanian/perkebunan 746 Ha. Hasil penelitian diketahui luas lahan yang telah digarap 64 Ha. Potensi pendidikan yang tersedia yaitu Pra sekolah dasar/TK 1 buah dan Sekolah Dasar 1 Buah. Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan pada bab terdahulu maka pada bagian ini disampaikan beberapa konklusi sebagai simpulannya. Perencanaan pembangunan desa Pante Deere diarahkan pada upaya mengelolah potensi pertanian/perkebunan, pendidikan, agama, kesehatan, dan lain-lain. Mencermati uraian kesimpulan hasil penelitian diatas maka pada bagian ini disampaikan beberapa solusi sebagai implikasi terapan yaitu: Usaha pertanian/perkebunan tidk dapat dipisahkan sehingga biaya yang dikeluarkan tidak dapat dibebankan hanya pada usaha pertanian saja tetapi harus dibebankan pula pada usaha perkebunan dengan demikian maka usaha itu sangat menguntungkan petani dalam jangka panjang. Jadi para petani yang meninggalkan usaha itu dengan alasan merugikan adalah tidak rasional.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectPembangunan Desaen_US
dc.subjectPeran Tokoh Masyarakat dan Sumber Daya Manusiaen_US
dc.titlePERAN TOKOH MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA DI DESA PANTE DEERE KECAMATAN KABOLA KABUPATEN ALORen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record