Show simple item record

dc.contributor.advisorWibowo, Rudi
dc.contributor.advisorSuwandari, Anik
dc.contributor.authorIswardhani, Diar
dc.date.accessioned2015-12-04T12:27:17Z
dc.date.available2015-12-04T12:27:17Z
dc.date.issued2015-12-04
dc.identifier.nim091510601011
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66550
dc.description.abstractTebu adalah tanaman berkeping satu (monokotil), termasuk suku rumputrumputan. Tinggi batangnya 3 – 5 m, batangnya beruas dan berbuku, daundaunnya duduk pada setiap buku dan tebu tumbuh di dataran rendah tropika. Di Indonesia terbanyak diusahakan di Pulau Jawa, terutama Jawa Timur. Pengusahaan tebu di Indonesia dilaksanakan oleh rakyat dan Pabrik Gula (PG). Tujuan utama PG ialah untuk menghasilkan gula kristal putih. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui kualitas tebu yang di giling PG Watoetoelis, (2) untuk mengetahui biaya pokok produksi gula PG Watoetoelis, dan (3) untuk mengetahui efisiensi teknis PG Watoetoelis. Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive methods). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahun 2009 – 2013 yang dimiliki oleh PG Watoetoelis dan instansi lain sebagai pendukung. Data yang digunakan antara lain biaya produksi gula, data indikator efisiensi teknis pabrik gula dan data dari instansi lain yaitu biaya pokok produksi (BPP) nasional, harga lelang tetes dan harga lelang gula. Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) Pabrik Gula Watoetoelis tidak efisiensi teknis selama tahun 2009 - 2013. Terlihat dari angka parameter efisiensi teknis rata-rata selama 5 tahun yang masih berada di bawah standar yaitu, nilai ME 86,03%, OR 80,97%, pol 9,58%, rendemen 6,76%. Hanya nilai BHR dengan nilai 96,06% saja yang berada di atas standar, akan tetapi nilai OR berada di bawah standar dimana nilai OR merupakan total keseluruhan dari proses pengolahan tebu menjadi gula, (2) kualitas bahan baku PG Watoetoelis tahun 2009–2013 memiliki mutu yang rendah, terlihat dari standar dengan nilai rata-rata selama 5 tahun terakhir untuk nilai kadar nira 73,10%, pol 9,58% dan nilai NPP 10,17. Nilai untuk kualitas tebu tersebut berada di bawah standar yaitu, 80-83% untuk kadar nira, ≥ 12,0% untul pol dan ≥ 14,00 untuk nilai NPP, dan (3) Biaya Pokok Produksi (BPP) PG Watoetoelis tahun 2010-2013 tidak efisien, karena berada di atas BPP standar. Nilai BPP PG Watoetoelis selama tahun 2010 - 2013 adalah Rp 6.874/kg, Rp 7.696/kg, Rp 8.830/kg dan Rp 8.931/kg, sedangkan BPP standar Rp 6.350/kg, Rp 7.000/kg, Rp 8.100/kg dan Rp 8.500/kg. Saran yang dapat dilakukan dari hasil penelitian ini adalah (1) PG Watoetoelis seharusnya melakukan peremajaan terhadap mesin pabrik yang berusia tua, supaya PG Watoetoelis dapat berproduksi secara maksimal. (2) Pemerintah seharusnya melakukan pendekatan kepada petani tebu, agar petani tebu masih mau mengusahakan lahannya, sehingga lahan dan produksi tebu tidak berkurang yang akan berpengaruh positif terhadap biaya pokok produksi gula PG Watoetoelis.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectPABRIK GULAen_US
dc.subjectTEBUen_US
dc.titleANALISIS EFISIENSI PG. WATOETOELIS KABUPATEN SIDOARJOen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record