dc.description.abstract | Pembelajaran matematika dilaksanakan dengan tujuan peserta didik dapat
mengembangkan kemampuan berpikir, bernalar, serta menyalurkan pemikiran seharihari
kearah pemikiran yang lebih teknis dan ilmiah dalam memecahkan atau
menyelesaikan soal matematika. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah
(problem solving) menjadi tujuan utama dalam pembelajaran matematika.
Penyelesaian soal cerita matematika adalah salah satu bentuk dari pemecahan
masalah yang menjadi suatu bagian dari proses berpikir. Untuk menyelesaikan soal
cerita matematika siswa perlu mengelola pikirannya dengan baik yakni
memanfaatkan pengetahuan yang sudah dimiliki, mengontrol dan mereflekasi proses
dari hasil berpikirnya sendiri, karena apa yang dipikirkan dapat membantunya dalam
menyelesaikan soal. Kesadaran akan proses berpikirnya ini yang disebut dengan
metakognisi. Metakognisi dapat berperan dalam membantu siswa menyelesaikan soal
yang ada, karena metakognisi memungkinkan siswa melakukan perencanaan,
memprediksi, memantau proses berfikirnya dan mengevaluasi hasil belajarnya.
Pada penelitian ini dilakukan analisis keterampilan metakognisi siswa dalam
menyelesaikan soal cerita matematika. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif yang didahului dengan pengembangan instrumen tes
pemecahan masalah dan pedoman wawancara. Pendeskripsian pada penelitian ini
dilakukan dengan cara memberikan gambaran mengenai kelengkapan keterampilan
metakognisi yang dimiliki siswa dalam pemecahan masalah soal cerita pokok
bahasan sistem persamaan linear dua variabel berdasarkan kemampuan pemecahan
ix
masalah matematikanya. Instrumen yang digunakan adalah tes pemecahan masalah
berbentuk soal cerita, pedoman wawancara, serta lembar validasi tes dan lembar
validasi pedoman wawancara. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
metode tes dan metode wawancara. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif kualitatif. Data yang dianalisis adalah data hasil tes pemecahan masalah
dan hasil wawancara mendalam mengenai kelengkapan keterampilan metakognisi
siswa berdasarkan jawaban dari soal tes siswa.
Berdasarkan data hasil validasi tes yakni validasi isi dan konstruksi dengan
beberapa komponen penguji, maka diperoleh bahwa tes tersebut valid dengan
koefisien kevalidan 4,67. Maka soal tes tersebut dapat digunakan dengan beberapa
revisi sesuai dengan saran revisi yang telah diberikan validator. Setelah dilakukan uji
validitas, kemudian dilakukan revisi terhadap tes. Selanjutnya dilakukan uji
reliabilitas terhadap tes yang telah direvisi. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa
testersebut memiliki koefisien reliabilitas 0,5375. Kategori reliabilitas tes tersebut
adalah sedang. Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas yang telah dilakukan, maka
tes tersebut dikatakan valid dan reliabel. Sehingga soal tes pemecahan masalah
terbuka dapat digunakan untuk penelitian.
Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat diketahui bahwa ketercapaian
tahap keterampilan metakognisi siswa kelas X IPA 2 di SMA Negeri 3 Jember pada
tahap keterampilan perencanaan, keterampilan prediksi, keterampilan monitoring dan
keterampilan evaluasi berturut-turut sebesar 48,64%, 43,24%, 51,35% dan 78,37%.
Artinya, tahap yang paling tinggi dicapai siswa adalah tahap evaluasi yaitu sebesar
78,37%, sementara tahap yang paling sulit dipenuhi oleh siswa adalah keterampilan
prediksi karena dari 37 siswa yang mengikuti tes hanya 16 siswa yang memenuhi
keterampilan prediksi dengan tepat. | en_US |