dc.description.abstract | Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) selalu menyajikan
masalah dalam kehidupan nyata atau sebenarnya, model pembelajaran ini membawa
siswa dalam proses menemukan dan juga menyelidiki. Dalam penelitian ini, siswa
diikutsertakan langsung dalam mengorientasikan materi dengan kehidupan sehari-hari
dengan cara menyelesaikan masalah yang disediakan dalam LKS, sehingga siswa bisa
dengan mudah menemukan dan memahami konsep. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui hal-hal yang dijumpai dalam proses pembelajaran, sikap siswa,
kreativitas siswa serta persentase peningkatan ketuntasan belajar siswa apabila
diterapkan pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Pengambilan data dilakukan di MTs Az-Zainiyah 1 Randumerak Probolinggo
pada tanggal 19 Januari 2015-30 Januari 2015. Subjek penelitian adalah siswa kelas
VII yang terdiri dari 11 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif, dan jenis penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi hasil belajar siswa
pada semester gasal kurang memuaskan dalam pemahaman materi garis dan sudut,
banyak siswa yang tidak tuntas dalam tes akhir pembelajaran. Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi, wawancara dan tes.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa penerapan pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) pada pokok bahasan Segiempat dapat membantu
meningkatkan kreativitas dan ketuntasan hasil belajar siswa terhadap materi yang
dipelajari. Dengan meminta langsung siswa untuk menemukan penyelesaian masalah
dapat membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran. Hal–hal yang dijumpai
ix
dalam proses pembelajaran ini adalah pada fase mengarahkan siswa kepada masalah
dan mengorganisasi siswa untuk belajar siswa cenderung termotivasi untuk bertanya
dan menjawab pertanyaan mengenai masalah, pada fase membantu independent dan
group investigation siswa dapat bekerjasama dengan anggota kelompoknya, namun
pada fase ini membutuhkan waktu yang cukup panjang sehingga mengurangi waktu
pada fase-fase yang lain, pada fase mengembangkan dan mempresentasikan artifact
dan exhibits tidak semua siswa kelompok memiliki kesempatan untuk menyajikan
hasil diskusi karena waktu yang tersedia tidak mencukupi, sedangkan pada fase
menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah siswa dapat
menyimpulkan permasalahan dengan baik. Perbaikan yang dilakukan yaitu mengatur
waktu dengan baik supaya semua fase dapat terlaksana dengan baik dan siswa dapat
memahami materi sesuai dengan tujuan pembelajaran
Dari hasil analisis data diperoleh bahwa pembelajaran matematika dengan
menggunakan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi segiempat
berjalan dengan baik, serta dapat meningkatkan Kreativitas dan ketuntasan hasil
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada kreativitas pada pembelajaran 1 sampai 4
presentase kreativitas 71,72%, 80,9%, 84,7%, 70,8%. Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) pada materi Segiempat terbukti dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dari persentase ketuntasan belajar siswa secara
klasikal pada siklus 1 mencapai 62%, 8 siswa yang tidak tuntas, sedangkan pada
siklus 2 persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 76,1%, 6 siswa
yang tidak tuntas.
Kesimpulan yang didapat dari hasil analisis data dan pembahasan adalah
pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dapat meningkatkan Kreativitas siswa serta ketuntasan hasil belajar
siswa khususnya pada materi Segiempat. | en_US |