dc.description.abstract | Matematika dapat dipelajari dari budaya yang ada dalam lingkungan tempat
tinggal setiap masyarakat. Salah satu ranah kajian yang mengaitkan antara
metematika dan budaya adalah etnomatematika. Tanpa disadari beberapa kelompok
atau suku dengan kebudayaan tertentu telah menggunakan pengetahuan matematika
dalam kesehariannya melakukan aktivitas. Pada kehidupan sehari-hari semua orang
tentunya pernah melakukan transaksi jual beli. Salah satu aktivitas yang terjadi pada
proses jual beli adalah menghitung. Seperti halnya yang dilakukan oleh masyarakat
Osing dalam melakukan transaksi jual beli di pasar tradisioanal, cara menghitung
yang dilakukan oleh penjual dan pembeli tentunya berbeda dengan cara yang
diajarkan di sekolah. Proses menghitung yang meliputi penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian termasuk dalam kajian aritmetika. Adanya perbedaan cara
menghitung yang dilakukan oleh masyarakat Osing dalam melakukan transaksi jual
beli tersebut maka dilakukan penelitian untuk mengetahui proses transaksi jual beli
dan cara menghitung aritmetika pada proses jual beli yang dilakukan masyarakat
Osing di pasar tradisional sebagai bahan pembelajaran aritmetika. Jenis penelitian ini
adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah observasi partisipan dan metode wawancara. Analisis data
dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Subjek penelitian pada
penelitian ini adalah 5 orang penjual dan 3 orang pembeli yang diambil secara acak.
Penelitian ini dilakukan dipasar tradisional yang terletak di desa Cungking kecamatan
Giri kabupaten Banyuwangi. Kegiatan penelitian ini dilakukan selama 3 bulan.
Hal-hal yang menjadi poin pada penelitian ini yaitu mengenai pembulatan,
menentukan harga jual, perhitungan yang meliputi penjumlahan, pengurangan,
ix
perkalin, pembagian dan proses pengembalian. Dari ke-5 subjek penelitian yang
merupakan penjual dan 3 subjek penelitian yang merupakan pembeli untuk
menentukan harga jual tersebut harus melihat harga pasar terlebih dahulu karena
harga pasar yang naik turun. Untuk memberikan sisa uang pembayaran, apabila
penjual tidak memiliki uang kembalian maka pembeli dapat menggantinya dengan
barang-barang seperti cabai, tomat, daun bawang atau yang lainnya sesuai dengan
permintaan pembeli. Cara penjual memberikan uang kembalian yaitu dengan
menggenapkan uang yang harus dibayar terlebih dahulu ke puluhan terdekat,
selanjutnya menambahkan sampai total jumlahnya sesuai dengan uang yang
dibayarkan oleh pembeli. Istilah yang digunakan oleh masyarakat Osing untuk
penjualan 1 ikat sayur adalah “sak unting” dan “sak tingkes” sedangkan untuk
penjualan ikan atau daging adalah “sak kaput”.
Cara menghitung penjumlahan, pengurangan, perkalian yang dilakukan oleh
subjek penelitian memiliki cara yang bermacam-macam dan berbeda dengan cara
yang diajarkan di sekolah dan selalu mengabaikan nilai 0 yang berperan sebagai
ribuan. Untuk menghitung penjumlahan dimulai dengan menjumlahkan ribuan
dengan ribuan terlebih dahulu selanjutnya ratusan dengan ratusan. Selain itu juga ada
yang menggenapkan terlebih dulu ke nilai puluhan terdekat. Untuk pengurangan cara
yang digunakan jika contoh bilangan yang dikurangi adalah 50.000 – 13.000 caranya
yaitu 13 untuk menuju 20 kurang 7. Selanjutnya 50 – 20 = 30. Setelah itu
menjumlahkan 30 dengan 7 dan didapat hasilnya adalah 37 yang artinya 37.000,
selain itu ada yang mengurangkan puluhan ribu pertama dengan puluhan ribu kedua
kemudian dikurangkan dengan sisa bilangan kedua. Untuk menghitung perkalian cara
yang digunakan yaitu dengan mengalikan bilangan dari bilangan yang paling depan
terlebih dahulu contohnya puluhan ribu selanjutnya ribuan dan seterusnya. Untuk
menghitung pembagian yaitu dengan mencari bilangan yang dapat dibagi oleh
pembagi. Setelah itu bilangan yang di bagi kurangkan dengan hasil pembagian
sebelumnya. Cara tersebut dilakukan sampai bilangan yang dibagi tersebut habis.
Selanjutnya menjumlahkan hasil pembagian-pembagian tersebut. | en_US |