Show simple item record

dc.contributor.advisorPujiati, Rahayu Sri
dc.contributor.advisorNingrum, Prehatin Trirahayu
dc.contributor.authorSafitri, Winda
dc.date.accessioned2015-12-03T12:14:03Z
dc.date.available2015-12-03T12:14:03Z
dc.date.issued2015-12-03
dc.identifier.nim102110101027
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66293
dc.description.abstractPertanian merupakan kegiatan dimana diproduksi bahan makanan utama seperti beras, palawija, dan tanaman hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan. Kegiatan ini diusahakan di tanah, tanah sawah, ladang, dan pekarangan. Terdapat beberapa proses yang dilakukan dalam kegiatan budidaya tanaman pertanian hingga tanaman siap dipanen. Salah satu tahapan tersebut adalah pemupukan. Pupuk mengandung unsur hara yang diperlukan oleh tanaman untuk pertumbuhannya. Pemupukan harus dilakukan secara seimbang, artinya pemupukan dilandasi dengan kebutuhan akan unsur makro dan unsur mikro sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pemberian pupuk yang tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman dapat berdampak buruk tidak hanya bagi tanaman tetapi juga bagi lingkungan. Salah satu unsur hara yang dapat memberikan efek pada lingkungan jika diberikan secara berlebihan adalah nitrogen. Nitrogen (zat lemas) diserap oleh akar tanaman dalam bentuk NO3 - (nitrat) dan NH4 + (amonium). Nitrat mudah larut dalam air. Tanpa kehati-hatian dan ketepatan dalam penerapan dan waktu pemupukan nitrogen, nitrat dapat larut melalui tanah ke air tanah sehingga berpotensi menjadi zat pencemar dalam air tanah. Nitrat dapat menurunkan oksigen terlarut. Kadar nitrat yang tinggi di dalam air minum dapat menyebabkan terganggunya sistem pencernaan manusia. Toksisitas nitrat pada manusia terutama disebabkan oleh reduksinya menjadi nitrit. Efek biologi utama dari nitrit pada manusia adalah keterlibatannya dalam oksidasi Hb normal menjadi metHb, yang tidak dapat mentransport oksigen ke jaringan, sehingga mengakibatkan berkurangnya transport oksigen ke jaringan tubuh. Kondisi ini disebut methemoglobinemia. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian adalah 65 orang petani dan 103 sumur sedangkan jumlah sampel penelitian adalah 34 orang petani dan 41 sumur yang terdapat disekitar lahan pertanian dengan radius 95 meter dari lahan pertanian di Dusun Karangsono, Desa Tanjungrejo, Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling dan menggunakan kuesioner serta lembar observasi. Sedangkan sampel air sumur diuji di Laboratorium Biosains Politeknik Negeri Jember. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Petani secara intensif menggunakan pupuk dalam kegiatan bercocok tanam. Jenis pupuk yang digunakan yakni Urea, ZA, SP-36, TSP, KS, KCl, dan NPK (Phonska, Mutiara, KNO3, Saprodap). Sebanyak 57,8% petani memberikan pupuk dengan dosis sesuai dengan rekomendasi pada tanaman padi dan sejumlah 73,7% tanaman palawija dan hortikultura serta 100% tanaman tembakau tidak dipupuk sesuai dengan dosis rekomendasi dan cenderung berlebihan. Sejumlah 82,4% petani menggunakan pupuk akar dan daun. Waktu pemberian pupuk pada tanaman padi yang sesuai dengan anjuran sebesar 57,6%, sedangkan pada tanaman palawija, tembakau, dan hortikultura sebagian besar tidak sesuai dengan anjuran. Seluruh petani melakukan pemupukan dengan frekuensi sebanyak ≤ 3 kali pada tanaman padi. Sedangkan pada tanaman palawija, hortikultura, dan tembakau mayoritas melakukan pemupukan sebanyak > 3 kali dalam sekali menanam. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa sebanyak 40 sampel air sumur dengan prosentase 97,6% memenuhi persyaratan air bersih sedangkan 1 sampel dengan prosentase 2,987% tidak memenuhi persyaratan air bersih. Sedangkan 3 sampel mendekati baku mutu. Petani sebaiknya mengistirahatkan lahan sementara untuk meminimalisir dampak penggunaan pupuk anorganik pada tanah. Diperlukan dukungan dari Dinas Pertanian kabupaten Jember terkait pengontrolan penggunaan pupuk oleh petani. Sosialisasi tentang dampak penggunaan bahan kimia dalam aktivitas pertanian sangat diperlukan agar masyarakat yang bermukim disekitar lahan pertanian mengetahui hal tersebut serta memahami pula terkait gejala keracunan zat kimia beserta pertolongan pertama yang dapat dilakukan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectNITRATen_US
dc.subjectAIR TANAHen_US
dc.titleKANDUNGAN NITRAT PADA AIR TANAH DI SEKITAR LAHAN PERTANIAN PADI , PALAWIJA, DAN TEMBAKAU (STUDI DI DESA TANJUNGREJO KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record