Show simple item record

dc.contributor.advisorMarufi, Isa
dc.contributor.advisorHartanti, Ragil Ismi
dc.contributor.authorPurnamasari, Rizky Indah
dc.date.accessioned2015-12-03T11:38:12Z
dc.date.available2015-12-03T11:38:12Z
dc.date.issued2015-12-03
dc.identifier.nim102110101147
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66285
dc.description.abstractSubstandart action merupakan penyumbang terbesar dalam terjadinya kecelakaan kerja. Maka untuk mengurangi kecelakaan kerja dapat dicapai melalui usaha memfokuskan pada pengurangan substandart action. Substandart action dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu karakteristik individu, faktor pekerjaan, dan faktor organisasi di perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak LK3, dari hasil inspeksi yang dilakukan oleh pihak LK3 pada bulan Januari hingga April 2014 terdapat 65 temuan substandart action dimana temuan terbesar banyak dilakukan oleh bagian Pemeliharaan Mesin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara karaktistik individu, beban kerja mental dan faktor organisasi dengan substandart action pada bagian Pemeliharaan Mesin 1 dan 2 PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton 9 Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini dilakukan kepada 28 karyawan yaitu 15 karyawan dari bagian pemeliharaan mesin1 dan 13 karyawan pada bagian pemeliharaan mesin 2. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini menggunakan 2 metode yaitu menggunakan kuesioner dan observasi. Kuesioner digunakan untuk mengetahui variabel karakteristik individu yang meliputi masa kerja, pengetahuan terhadap bahaya, dan sikap terhadap bahaya, beban kerja mental, faktor organisasi, yang meliputi pelatihan K3 dan pengawasan serta variabel substandart action. Pengukuran beban kerja mental menggunakan kuesioner NASA-TLX. Sedangkan observasi digunakan untuk mengetahui variabel promosi K3 dan substandart action yang dilakukan oleh karyawan bagian pemeliharaan mesin 1 dan 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik individu dengan substandart action yaitu masa kerja (p value = 0,007), pengetahuan terhadap bahaya (p value = 0,000), dan sikap terhadap bahaya (p value = 0,03) dengan substandart action. Selain itu, penelitian juga menunjukkan adanya hubungan antara faktor organisasi dengan substandart action, yaitu pelatihan K3 (p value = 0,001) dan pengawasan (p value = 0,000) dengan substandart action. Namun penelitian ini tidak menunjukkan adanya hubungan antara beban kerja mental (p value = 0,274) dan promosi K3 (p value = 0,743) dengan substandart action. Berdasarkan hasil penelitian karyawan di bagian Pemeliharaan Mesin 1 dan 2 seharusnya bertindak sesuai dengan standar untuk menghindari adanya kecelakaan kerja. Untuk mengurangi substandart action, perusahaan sebaiknya meningkatkan pelatihan K3 dan pengawasan. Pelatihan K3 harus dilakukan secara terus menerus untuk menambah kemampuan dan keterampilan karyawan dalam bertindak sesuai standar di area kerja. Pengawasan di area kerja juga harus ditingkatkan untuk memastikan karyawan tidak melakukan substandart action. Perusahaan sebaiknya menerapkan sistem reward and punishment. Reward diberikan kepada karyawan yang tidak melakukan substandart action. Sedangkan punishment diberikan kepada karyawan yang melakukan substandart action.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKARAKTERISTIK INDIVIDUen_US
dc.subjectBEBAN KERJA MENTALen_US
dc.subjectSUBSTANDART ACTIONen_US
dc.titleHUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU, BEBAN KERJA MENTAL, DAN FAKTOR ORGANISASI DENGAN SUBSTANDART ACTION (Studi Pada Bagian Pemeliharaan Mesin 1 dan 2 PT. PJB UBJ O&M PLTU Paiton 9 Kabupaten Probolinggo)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record