Show simple item record

dc.contributor.advisorAsyiah, Iis Nur
dc.contributor.advisorIqbal, Mochammad
dc.contributor.authorHandayani, Nur Rohmah Heny
dc.date.accessioned2015-12-03T09:06:49Z
dc.date.available2015-12-03T09:06:49Z
dc.date.issued2015-12-03
dc.identifier.nim110210103046
dc.identifier.nim110210103046
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66278
dc.description.abstractIndonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Vietnam. Indonesia mampu memproduksi sedikitnya 748 ribu ton atau 6,6% dari produksi kopi dunia pada tahun 2012. Terdapat dua jenis kopi yang diperdagangkan oleh Indonesia yaitu Kopi Arabika dan Kopi Robusta. Harga Kopi Arabika di pasar internasional jauh lebih prospektif dibandingkan Kopi Robusta. Hal tersebut diakibatkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah permintaan dan jumlah ketersediaan. Kurangnya pasokan Kopi Arabika ini, memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk melakukan perluasan lahan dengan konversi lahan Kopi Robusta ke lahan Kopi Arabika untuk meningkatkan produksi Kopi Arabika. Konversi lahan ini ternyata menimbulkan masalaha baru yakni munculnya serangan nematoda. Nematoda parasit merusak akar kopi dan berpotensi besar menurunkan produktivitas kopi. Jenis nematoda yang banyak di temukan ada 2 yaitu Radopholus spp. dan Pratylenchus coffeae. Melihat potensi kerusakan yang ditimbulkan oleh P. coffeae, banyak dilakukan pengendalian terhadap nematoda ini diantaranya dengan menggunakan nematisida, tetapi hal tersebut berpengaruh terhadap keberlangsungan fungsi lingkungan dalam mendukung daya tanam tumbuhan sehingga menimbulkan berbagai perdebatan di berbagai kalangan. Untuk menciptakan pengendalian yang ramah lingkungan dan sesuai tuntutan konsumen seperti keamanan pangan maka pengendalian biologis dengan menggunakan organism antagonis sangat diperlukan. Organisme antagonis Pratylenchus spp yang paling banyak dilaporkan adalah mikoriza. Akibat adanya nematoda ternyata kerapatan mikoriza pun menurun maka diperlukannya pemanfaatan organisme pendukung yang disebut Mycorrhiza Helper Bacteria (MHB) sehingga peranan mikoriza dalam menekan populasi nematoda bisa meningkat. Ternyata di alam, interaksi antara mikoriza dan tanaman inang tidak hanya merupakan interaksi mikoriza dan inang saja melainkan adanya dukungan organisme pendukung mikoriza (MHB) sehingga disebut dengan lingkungan mikorizosfer. MHB yang sering digunakan adalah Pseudomonas diminuta dan Bacillus subtilis yang telah terbukti mampu menurunkan Populasi Nematoda P. coffea. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh inokulasi ganda MHB P. diminuta dan B. Subtilis dan Mikoriza Glomus spp. terhadap Pengendalian populasi Nematoda Parasit Pratylenchus coffeae Z. dan pertumbuhan tanaman Kopi Arabika, untuk mengetahui perlakuan dari Inokulasi ganda yang paling efektif terhadap pengendalian populasi Nematoda parasit Pratylenchus coffeae dan pertumbuhan tanaman kopi. Penelitian ini dilakukan di Green house milik Dr.Iis Nur Asyiah S.P, M.P. Perum, Istana Tidar B1/1 Jember, Jawa timur. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK). Penelitian ini mempunyai 8 perlakuan tiap perlakuan terdapat 5 ulangan dan tiap ulangan terdapat 2 sampel tanaman sehingga total tanaman adalah 80 buah. Terdiri dari kelompok kontrol positif tanpa inokulasi (Perlakuan A), kelompok kontrol negatif (K-) dengan inokulasi Nematoda parasit Pratylenchus coffeae sebanyak 50 ekor/pot (Perlakuan B), Kelompok MHB B. Subilis dengan kerapatan 108 cfu/ml+100 Glomus spp+ Pratylenchus coffeae sebanyak 50 ekor/pot (Perlakuan C). Kelompok MHB B. Subilis dengan kerapatan 2x108 cfu/ml+ 100 Glomus spp+ Pratylenchus coffeae sebanyak 50 ekor/pot (Perlakuan D), kelompok pemberian MHB P. diminuta dengan kerapatan 108 cfu/ml +100 Glomus spp+ Pratylenchus coffeae sebanyak 50 ekor/pot (Perlakuan E), Kelompok MHB P. diminuta dengan kerapatan 2x108 cfu/ml +100 Glomus spp+ Pratylenchus coffeae sebanyak 50 ekor/pot (Perlakuan F). Kelompok 100 Glomus spp+ Pratylenchus coffeae sebanyak 50 ekor/pot (Perlakuan G). Kelompok Nematisida karbofuran 5 gr/pot (Perlakuan H). Pengamatan dilakukan selama 4 bulan. Pengukuran parameter pertumbuhan yang meliputi; tinggi tanaman, diameter batang, jumah daun serta skor kerusakan batang dilakukan setiap 2 minggu, kemudian di akhir pengamatan dilakukan pemanenan tumbuhan untuk diukur berat basah, berat kering, skor kerusakan akar, dan juga ekstraksi nematoda untuk menghitung populasi nematoda parasit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa inokulasi ganda MHB dan Glomus spp. mampu mengendalikan populasi nematoda parasit Pratylenchus coffeae. serta meningkatkan pertumbuhan tanaman kopi. Terbukti dari hasil analisis ANOVA menunjukkan bahwa inokulasi ganda MHB dan Glomus spp. dapat menurunkan populasi Pratylenchus coffeae secara signifikan (P=0.000) pada semua baik yang diakar, tanah dan total. Penurunan populasi nematoda Pratylenchus coffeae berkisar antara 87,4%-97,02%. Selain itu inokulasi ganda ini juga berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman Kopi Arabika. Pengaruh inokulasi ganda terhadap parameter pertumbuhan yang terdiri dari tinggi tanaman (P=0,037),Jumlah daun (0,042), Diameter batang (0,013) serta massa tanaman (P=0,000) membuktikan bahwa memberikan pengaruh yang signifikan.Kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan adalah Inokulasi Ganda MHB (P. diminuta dan B. subtilis) dan Glomus spp. dapat mengendalikan populasi Nematoda Pratylenchus coffeae. dan meningkatkan pertumbuhan Kopi Arabika.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectMycorrhiza Helper Bacteria (MHB)en_US
dc.titlePengaruh Inokulasi Ganda Mycorrhiza Helper Bacteria (MHB) dan Mikoriza (Glomus spp.) dalam Mengendalikan Populasi Nematoda Pratylenchus coffeae Z. dan Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L.);en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record