dc.description.abstract | Kementrian Kesehatan menetapkan imunisasi sebagai upaya nyata pemerintah
untuk mencapai Millennium Development Goals (MDGs), khususnya untuk
menurunkan angka kematian anak.Indikator keberhasilan pelaksanaan imunisasi
diukur dengan pencapaian UCI desa/ kelurahan, yaitu minimal 80% bayi di desa/
kelurahan telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Pencapaian UCI desa/
kelurahan secara nasional tahun 2009 sangat rendah yaitu 69,6%. Hal ini disebabkan
antara lain karena kurang perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah, kurangnya
dana operasional, tidak tersedianya fasilitas dan infrastruktur yang adekuate.
Disamping permasalahan tersebut, metode pencatatan, pelaporan, dan analisa laporan
program imunisasi yang selama ini ada tidak dapat menggambarkan kondisi program
imunisasi yang sebenarmya. Hal ini menyebabkan keputusan dan rencana kerja yang
diambil menjadi tidak tepat. Ketersediaaan data yang akurat dan berkualitas sangat
membantu pelaksanaan program imunisasi untuk mengambil keputusan dalam
peningkatan cakupan imunisasi. Untuk mendapatkan data yang akurat dan berkualitas
dibutuhkan sistem pencatatan dan pelaporan yang valid dan dapat menggambarkan
kondisi cakupan imunisasi sebenarnya (Depkes RI, 2013).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, pada awal tahun
2014 pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Jember melakukan supervisi rutin, salah
satunya tentang mutu pencatatan data imunisasi antara buku KIA dengan Individual
Record. Bulan Januari sampai Maret 2014, supervisi sudah dilaksanakan di 6
Puskesmas. Yaitu Puskesmas Silo 1, Silo 2, Kalisat, Bangsalsari, Sukowono, dan
Sumberbaru. Dari hasil supervisi tersebut masih terdapat ketidaksesuaian pencatatan
data imunisasi yang dilakukan oleh bidan di buku KIA dengan Individual Record.
Dari hasil penilaian diketahui bahwa data tanggal lahir bayi yang sama antara buku KIA dengan Individual Record sebesar 97,17%, data imunisasi HB0 yang sama
sebesar 91,46%, data dimunisasi BCG yang sama sebesar 95,45%, data imunisasi
DPT-HB1 sebesar 96,11%, data imunisasi DPT-HB2 sebesar 93,52%, data imunisasi
DPT-HB3 yang sama 90,43%, data imunisasi polio1 yang sama sebesar 92,24%, data
imunisasi polio2 yang sama sebesar 92,78%, data imunisasi polio3 yang sama sebesar
92,94%, data imunisasi polio4 yang sama sebesar 89,86% dan imunisasi campak
yang sama sebesar 91,45% (Dinkes Jember, 2014).
Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan
pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di 6 wilayah kerja Puskesmas,
yaitu Puskesmas Silo 1, Silo 2, Bangsalsari, Sumberbaru, Kalisat, Sukowono.
Penelitian dilakukan pada bulan September sampai Oktober 2014. Sampel penelitian
sebanyak 50 responden dengan teknik Stratified Random Sampling. Data diperoleh
melalui wawancara dengan kuisioner, observasi dan studi dokumentasi. Analisa data
menggunakan uji korelasi Spearman rank dengan tingkat signifikansi α = 0,05.
Hasil uji hubungan menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
kemampuan dengan kinerja bidan (p = 0,001), supervisi dengan kinerja bidan (p =
0,008), standar kinerja dengan kinerja bidan (p = 0,000), motivasi dengan kinerja
bidan (p = 0,008). Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan antara kemampuan, supervisi, standar kinerja, dan motivasi
terhadap pencatatan dan pelaporan hasil imunisasi di Kabupaten Jember.
Saran dalam penelitian ini adalah bentuk kohort bayi lebih disederhanakan
yaitu dengan bentuk kohort bayi per posyandu sehingga bidan dapat langsung
mencatat hasil imunisasi setelah pelayanan di buku KIA dan kohort bayi tanpa ada
buku catatan tambahan, koordinator imunisasi dan bidan koordinator lebih
meningkatkan lagi kegiatan pemeriksaan data kohort secara rutin. Di setiap posyandu
agar diberi protap pelayanan imunisasi yang dapat dijadikan bidan sebagai acuan
dalam melaksanakan pelayanan imunisasi di posyandu. | en_US |