dc.description.abstract | Kekerasan seksual di tempat kerja sebagai salah satu jenis diskriminasi adalah
isu penting dan rumit dari seluruh kejahatan kekerasan karena terdapat dimensi yang
sangat khas pada kekerasan seksual. Kekerasan seksual seperti pelecehan seksual
dapat menimpa siapapun tanpa mengenal jenis kelamin, status sosial, pekerjaan,
umur maupun pendidikan korban. Pelecehan seksual yang terjadi di tempat kerja
tentu akan merugikan semua pihak. Bagi para pekerja hal ini dapat menganggu
kepuasaan kerja para pekerja, mengganggu karir, menurunkan semangat kerja dan
menganggu motivasi kerja mereka yang mengakibatkan menurunya produktivitas dan
kinerja para pekerja, dampak yang dirasakan oleh para pekerja tentu akan berdampak
langsung terhadap perusahaan atau industri terkait karena berpengaruh terhadap
produktivitas perusahaan tersebut.
Dunia pariwisata di Indonesia sudah memperlihatkan perkembangan pesat.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya angkatan kerja baik pria maupun wanita.
Banyaknya wanita yang bekerja di sektor pariwisata, terutama di industri perhotelan,
ada yang masih lajang maupun sudah menikah. Tingginya angka pekerja wanita di
sektor perhotelan tentu menimbulkan polemik dan permasalahan di dunia kerja
perhotelan. Permasalahan gender selalu menyertai industri yang memperkerjakan
wanita dan pria, masalah marjinalisasi, diskriminasi, dan subordinasi tak dapat di
hindari. Lamanya jam kerja, shift kerja, luas cakupan area bekerja serta kemungkinan
berinteraksi dengan banyak orang menjadi beberapa alasan yang menguatkan
kemungkinan terjadinya pelecehan seksual di sektor perhotelan. Kalibaru Cottage
adalah salah satu industri yang menyediakan layanan jasa di bidang perhotelan Kemungkinan terjadinya pelecehan seksual di industri perhotelan khususnya di
Kalibaru cottage memang terbuka lebar. Tidak hanya antar pekerja maupun dengan
atasan tetapi juga dengan para pelanggan. Cottage yang harus tetap melayani selama
24 jam mengharuskan para pekerja berpenampilan menarik sepanjang hari. Pelayan
resto, dan house keeping menjadi pekerja yang memiliki peluang besar untuk
mendapatkan tindakan pelecehan seksual karena sering kontak dengan para
pelanggan. House keeping misalnya dapat mengalami pelecehan seksual di dalam
kamar karena berhubungan dengan pengunjung lebih personal dibanding pekerja
lainya. Luasnya daerah cottage, lamanya jam kerja dengan kurangnya pengawasan
juga membuat pelaku pelecehan seksual lebih leluasa untuk melakukan tindakan yang
melecehan kapan pun dan dimana pun baik pelanggan dengan pekerja, pekerja
dengan pekerja maupun atasan dengan pekerja. Lalu diharuskanya cottage buka
sampai 24 jam membuka peluang besar untuk terjadinya pelecehan seksual di tempat
kerja khususnya bagi pekerja yang mendapatkan jadwal kerja malam, suasana dan
situasi yang mendukung pada malam hari membuat pekerja jadwal malam rentan
melakukan dan mendapatkan perilaku pelecehan seksual di tempat kerja khususnya di
industri perhotelan seperti kalibaru cottage.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan pelecehan seksual
terhadap motivasi pekerja pada pekerja di Kalibaru Cottage. Penelitian ini merupakan
penelitian analitik. Sampel yang dibutuhkan sebanyak 46 orang dengan 23 pekerja
laki-laki dan 23 pekerja perempuan di lima bidang pekerjaan di Kalibaru Cottage
yaitu food and beverages, front office, house keeping, accounting department, dan
personal department dengan simple random sampling sebagai metode pengambilan
sampel. Data primer dalam penelitian ini berupa karakteristik responden, pelecehan
seksual dan motivasi kerja. Data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan teknik
wawancara dengan kuesioner. Data yang dihasilkan dalam penelitian ini di analisis
dengan bantuan program SPSS dengan menggunakan uji korelasi spearman rank
untuk meneliti hubungan anatara pelecehan seksual dan motivasi kerja. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pelecehan seksual
dengan motivasi kerja pada pekerja di Kalibaru Cottage, Banyuwangi | en_US |