Show simple item record

dc.contributor.advisorHariyono, Kacung
dc.contributor.advisorSetyawan, Hidayat Bambang
dc.contributor.authorNilasari, Ellok
dc.date.accessioned2015-12-03T06:41:00Z
dc.date.available2015-12-03T06:41:00Z
dc.date.issued2015-12-03
dc.identifier.nim101510501012
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66193
dc.description.abstractPerkembangbiakan tanaman cabe jawa dapat dilakukan secara vegetatif maupun generatif. Perkembangbiakan secara generatif biasanya dilakukan untuk kegiatan pemuliaan tanaman, sedangkan perbanyakan tanaman cabe jawa sendiri banyak dilakukan dengan cara vegetatif yaitu dengan cara stek. Cara stek digunakan karena untuk mempertahankan sifat asli dari induknya dan presentase keberhasilan tinggi. Keberhasilan suatu penyetekan dapat dinyatakan dengan tumbuhnya akar dari batang hal tersebut diipengaruhi oleh adanya hormon auksin, hormon ini banyak ditemukan pada akar, ujung batang, dan bunga yang sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang ujung meristem sehingga dapat digunakan untuk memacu kecepatan pertumbuhan tanaman pada budidaya yang dilakukan secara intensif. Proses pembentukan akar dapat dipercepat dan ditingkatkan kualitasnya dengan cara pemberian zat pengatur tumbuh. Salah satu zat pengatur tumbuh yang sering digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar pada stek adalah golongan auksin. Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk perakaran adalah dari kelompok IBA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh; (1) interaksi konsentrasi IBA dan tiga daerah produksi cabe jawa terhadap pertumbuhan bibit cabe jawa, (2) konsentrasi IBA terhadap pertumbuhan cabe jawa, dan (3) daerah cabe jawa terhadap pertumbuhan cabe jawa. Penelitian dilaksanakan di Desa Tegal Gede, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember dimulai pada bulan November 2014 sampai dengan Januari 2015. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor dan diulang tiga kali. Faktor pertama adalah konsentrasi IBA dengan konsentrasi 0 mg/L, 12,5 mg/L, 25 mg/L, 37,5 mg/L, dan faktor kedua adalah daerah cabe jawa dengan daerah Madura, daerah Jember, daerah Lamongan. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis statistik dengan menggunakan analisis ragam. Apabila terdapat perbedaan diantara kedua perlakuan maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda (Uji Duncan) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: interaksi antara konsentrasi IBA (T) dan daerah cabe jawa (S) tidak memberikan pengaruh pada seluruh parameter. Pada faktor konsentrasi IBA (T) memberikan pengaruh berbeda nyata pada parameter volume akar, berat basah akar, dan pengaruh tidak nyata pada parameter yang lainnya. Sedangkan pada perlakuan daerah cabe jawa (S) memberikan pengaruh berbeda sangat nyata pada parameter volume akar, berbeda nyata pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah akar, dan pengaruh tidak nyata pada parameter yang lainnya.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectIBA (Indole Butyric Acid)en_US
dc.subjectBibit Cabe Jawaen_US
dc.titlePENGARUH KONSENTRASI IBA (Indole Butyric Acid) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABE JAWA (Piper retrofactum Vahl.) DARI TIGA DAERAH PRODUKSIen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record