dc.description.abstract | Pangan merupakan kebutuhan pokok yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Sesuai dengan kemajuan teknologi maka manusia terus
melakukan perubahan dalam pengolahan makanan salah satunya adalah dengan
penambahan Bahan Tambahan Pangan (BTP). Salah satu BTP yang diizinkan
digunakan pada makanan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 33
tahun 2012 adalah bahan pengawet, dimana bahan pengawet ini dapat diartikan
sebagai bahan tambahan makanan yang dapat mencegah atau menghambat
fermentasi, pengasaman atau peruraian lain pada makanan yang disebabkan oleh
pertumbuhan mikroba. Pada kenyataannya sering terjadi penyalahgunaan BTP di
masyarakat, contohnya formalin. Formalin merupakan bahan beracun dan
berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika kandungan formalin dalam tubuh tinggi,
akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel sehingga
menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian. Perendaman menggunakan air
mampu mereduksi kadar formalin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
penurunan kadar formalin pada tahu dengan perendaman dalam air hangat pada
suhu 40°C ± 2°C selama 15 menit, 30 menit, dan 45 menit.
Desain penelitian ini adalah True Experimental Design dengan bentuk
Posttest Only Control Group Design dan menggunakan Rancangan Acak
Lengkap. Pada penelitian ini dibagi menjadi empat kelompok, yaitu satu
kelompok kontrol (K) dan tiga kelompok perlakuan (X1, X2, dan X3). Kelompok
kontrol (K) adalah tahu berformalin yang dicelupkan dengan air biasa selama 2
detik. Kelompok perlakuan pertama (X1) adalah tahu berformalin yang direndam
dalam air dengan suhu 40°C ± 2°C selama 15 menit, kelompok perlakuan kedua
(X2) adalah tahu berformalin yang direndam dalam air dengan suhu 40°C ± 2°C
selama 30 menit, dan kelompok perlakuan ketiga (X3) adalah tahu berformalin yang direndam dalam air dengan suhu 40°C ± 2°C selama 45 menit. Setelah diberi
perlakuan maka di uji laboratorium untuk mengetahui kadar formalin tahu pada
masing – masing perlakuan. Analisis data menggunakan uji hipotesis. Uji
hipotesis dilakukan untuk melihat penurunan kadar formalin antara tahu tanpa
melalui proses perendaman dengan tahu yang direndam dalam air pada suhu 40°C
± 2°C selama 15 menit, 30 menit, dan 45 menit yang dilakukan secara statistik
dengan menggunakan uji One Way Anova dengan α = 0,05.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa
terdapat penurunan kadar formalin pada tahu dengan perendaman dalam air
hangat selama 15 menit, 30 menit, dan 45 menit berturut - turut adalah 16,89%;
37,08% dan 69,13% dengan nilai signifikansi p 0,000. Artinya, dengan nilai
probabilitas lebih kecil daripada 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan
yang signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok X1, X2, X3;
kelompok X1 dengan kelompok kontrol, X2, X3; kelompok X2 dengan kelompok
kontrol, X1, X3; dan kelompok X3 dengan kelompok kontrol, X1, X2. Penurunan
kadar formalin tertinggi terdapat pada menit ke 45 yaitu 69,13%.
Perendaman menggunakan air mampu mereduksi kadar formalin.
Penurunan kadar formalin pada perlakuan dengan kombinasi suhu hangat dan air
sebagai media penghantar panas disebabkan karena sifat formalin yang larut
dalam air. Senyawa formalin memiliki gugus CH2O yang mudah mengikat air dan
gugus aldehid yang mudah mengikat protein. Formalin mudah mengikat air
menyebabkan terjadinya reaksi hidrolisis, dimana energi atau panas di butuhkan
agar reaksi hidrolisis berlangsung. Maka formalin dalam tahu akan berikatan
dengan air hangat yang menyebabkan kadar formalin pada tahu menjadi
berkurang.
Mengingat adanya fenomena kecenderungan para produsen maupun
pedagang makanan menggunakan formalin sebagai pengawet makanan salah
satunya adalah tahu, maka perendaman dengan air hangat dapat dijadikan
alternatif untuk mengurangi kadar formalin pada tahu sebelum diolah menjadi
makanan lebih lanjut. | en_US |