Show simple item record

dc.contributor.advisorSetiawani, Susi
dc.contributor.advisorDiah S.L., Nurcholif
dc.contributor.authorSeptianingrum, Maulinda Fitri
dc.date.accessioned2015-12-03T01:06:48Z
dc.date.available2015-12-03T01:06:48Z
dc.date.issued2015-12-03
dc.identifier.nim110210101094
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66000
dc.description.abstractKreativitas merupakan produk berpikir kreatif seseorang, berpikir kreatif merupakan suatu proses yang digunakan ketika kita mendatangkan/memunculkan suatu ide baru. Kemampuan berpikir kreatif siswa salah satunya dapat diukur dengan pengajuan masalah. Pengajuan masalah (problem posing) adalah pengajuan atau pembuatan soal matematika oleh siswa berdasarkan stimulus yang diberikan serta menentukan penyelesaiannya. Pengajuan masalah telah lama dipandang sebagai suatu karakter aktivitas kreatif atau bakat-bakat khusus dari berbagai usaha manusia. Kreativitas yang dimiliki setiap orang merupakan potensi yang sudah ada yang dapat diukur dan dikembangkan. Tingkat kemampuan berpikir kreatif adalah suatu jenjang berpikir yang hierarki dengan dasar pengkategoriannya berupa produk berpikir kreatif. Tingkat penjenjangan kemampuan berpikir kreatif menggunakan aspek-aspek dalam berpikir kreatif matematis yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan. Kefasihan dalam pengajuan masalah mengacu pada banyaknya atau keberagaman masalah yang diajukan siswa sekaligus dengan penyelesaian benar. Fleksibilitas dalam pengajuan masalah mengacu pada kemampuan siswa mengajukan masalah yang mempunyai cara penyelesaian berbeda-beda. Kebaruan dalam pengajuan masalah mengacu pada kemampuan siswa mengajukan suatu masalah yang berbeda dari masalah yang diajukan sebelumnya. Penelitian ini menganalisis terhadap tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa dalam mengajukan masalah matematika berdasarkan kemampuan matematika siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan instrumen pengajuan masalah (problem posing) dan pedoman wawancara. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes dan metode wawancara. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis ix deskriptif kualitatif. Data yang dianalisis adalah data hasil tes tulis pengajuan masalah dan hasil wawancara mendalam terhadap jawaban siswa. Kemampuan matematika siswa di ukur berdasarkan hasil ulangan harian siswa yang belum diremidi yang berkaitan dengan materi geometri. Berdasarkan data hasil validasi isi dan konstruksi dengan beberapa komponen penguji, maka diperoleh bahwa tes tersebut termasuk kategori valid dengan koefisien kevalidan 4,43. Maka soal tes tersebut dapat digunakan dengan beberapa revisi sesuai dengan saran revisi yang telah diberikan validator. Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas soal yang di ujikan pada siswa kelas XI-MIA A SMA Negeri 1 Probolinggo yang berjumlah 20 siswa. Berdasarkan perhitungan yang diperoleh, menunjukkan bahwa koefisien reliabilitasnya 0,73451 (reliabilitas tinggi) sehingga soal dapat digunakan dan layak diberikan pada subjek dan instrumen pengajuan masalah yang telah dibuat bisa digunakan untuk penelitian. Berdasarkan data hasil tes tulis dan wawancara diperoleh bahwa siswa yang berkemampuan matematika tinggi yaitu S1 berada pada TKBK 4 (sangat kreatif) dan S2 berada TKBK 2 (cukup kreatif). S1 memenuhi tiga indikator berpikir kreatif yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan dalam mengajukan masalah. S2 hanya memenuhi dua indikator berpikir kreatif yaitu kefasihan dan fleksibilitas. Kendala yang dialami S1 ketika membuat soal yaitu mengingat kembali rumus yang akan digunakan dan angka-angka yang akan dipilih untuk membuat soal. S2 tidak mengalami kendala apapun dalam membuat soal. Siswa yang berkemampuan matematika sedang yaitu S3 dan S4 berada pada TKBK 1 (kurang kreatif). S3 dan S4 hanya memenuhi satu indikator berpikir kreatif yaitu kefasihan. Kendala yang dialami S3 ketika membuat soal yaitu memilih angkaangka yang tepat dan takut waktunya tidak mencukupi. Kendala yang dialami S4 sama halnya dengan S1. Siswa berkemampuan matematika rendah yaitu S5 dan S6 dalam penelitian ini berada pada TKBK 0 (Tidak Kreatif) karena tidak mampu menunjukkan ketiga indikator berpikir kreatif dalam mengajukan masalah matematika yaitu kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan. Kendala yang dialami siswa pada tingkat ini yaitu menyusun kata-kata untuk membuat soal dan rumus yang digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectBerpikir Kreatifen_US
dc.titleANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENGAJUKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA KELAS XI MIA-G SMA NEGERI 1 PROBOLINGGOen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record