dc.description.abstract | Perikanan merupakan salah satu sektor pertanian yang mengusahakan komoditas perikanan sebagai salah satu hasil produksinya. Perikanan dikenal dengan dua macam yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Perikanan budidaya merupakan contoh sektor perikanan yang dijadikan sumber penghidupan bagi masyarakat. Kabupaten Sidoarjo memiliki banyak usaha perikanan budidaya. Komoditas perikanan yang dibudidayakan antara lain ikan nila, mujair, bandeng, udang windu, dan udang vanname dikarenakan wilayah Sidoarjo yang berbatasan langsung dengan laut Jawa. Kabupaten Sidoarjo mengalami permasalahan yang diakibatkan adanya bencana lumpur panas. Bencana lumpur panas ini mengakibatkan perubahan kondisi lingkungan di daerah sekitar semburan lumpur panas tersebut. Desa Penatarsewu Kecamatan Tanggulangin merupakan daerah yang mengalami dampak dari semburan lumpur panas tersebut. Dampak yang diterima yaitu masuknya aliran lumpur panas kedalam afvour kali aloh yang merupakan sumber dari pengairan tambak di daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui tingkat motivasi petambak udang setelah adanya fenomena lumpur panas; (2) mengetahui kondisi tambak udang vanname setelah terkena dampak lumpur panas; (3) mengetahui keberlanjutan usaha tambak udang dilihat dari segi ekonomi dan sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik. Metode pengumpulan data yang digunakan menggunakan wawancara dan studi pustaka. Analisis yang digunakan merupakan analisis skorring dan Rapfish. Hasil penelitian menunjukkan (1) Tingkat motivasi petambak dalam mengusahakan tambak udang di Desa Penatarsewu setelah adanya fenomena semburan lumpur panas berada pada tingkat sedang dengan persentase 49% dan tingkat tinggi dengan persentase 51%; (2) Kondisi lahan tambak setelah terkena dampak lumpur panas dibedakan beradasarkan kondisi
ix
fisik tambak, aroma/bau air, komoditas yang diusahakan, budidaya, waktu (lama) usaha, dan sumber air; (3) Kondisi keberlanjutan dari usaha tambak udang di Desa Penatarsewu pasca semburan lumpur panas dari dimensi ekonomi adalah cukup berkelanjutan dengan nilai indeks keberlanjutan sebesar 59,07 dan pada dimensi sosial adalah cukup berkelanjutan dengan nilai indeks keberlanjutan sebesar 65,56. | en_US |