HUBUNGAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG PADA PENDERITA STROKE (STUDI KASUS PADA PENDERITA STROKE DI POLI SARAF RAWAT JALAN RSD dr. SOEBANDI JEMBER, TAHUN 2014)
Abstract
Penyakit tidak menular menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di
dunia dan menurut WHO diperkirakan akan meningkat setiap tahunnya di seluruh
dunia. Penyakit stroke merupakan salah satu dari penyakit tidak menular yang
menjadi ancaman karena merupakan penyebab kematian nomer tiga di dunia
setelah penyakit jantung koroner dan kanker. Stroke dapat menimbulkan beberapa
akibat yang bervariasi pada penderitanya, yaitu pada kejadian stroke berat dapat
mengakibatkan kecacatan dan kematian, sedangkan pada penderita stroke yang
tidak meninggal, memungkinkan penderita akan mendapatkan serangan stroke
berulang (Recurrent Stroke), dementia, dan depresi. Stroke berulang dapat
memperburuk keadaan penderita dan meningkatkan biaya perawatan. Penyakit
stroke menjadi masalah kesehatan karena menyebabkan kecacatan pada usia
dewasa dan setiap tahunnya dilaporkan 15 juta orang menderita stroke di seluruh
dunia, serta dilaporkan satu diantara enam orang di seluruh dunia akan terkena
stroke dalam hidupnya.
Prevalensi stroke di Indonesia meningkat dari tahun 2007-2013, yaitu dari
8,3‰ menjadi 12,1‰. Setiap tahun diperkirakan 500.000 penduduk di Indonesia
menderita serangan stroke, yaitu 25% penduduk diantaranya meninggal dan
sisanya mengalami cacat ringan maupun berat. Prevalensi stroke tercatat sebesar
16‰ di Jawa Timur dan cenderung lebih tinggi terjadi di daerah kota daripada di
desa, serta terjadi pada masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah. Data
rekam medis Rumah Sakit Daerah (RSD) dr. Soebandi Kabupaten Jember,
prevalensi kunjungan pasien stroke yang berobat ke poli saraf RSD dr. Soebandi
viii
meningkat selama kurun waktu 2011-2014, yaitu sebanyak 464-1083 pasien
stroke.
Tujuan dari penelitian ini yaitu, untuk mengetahui karakteristik responden
stroke (umur, jenis kelamin), untuk mengetahui gambaran pola makan responden
stroke, dan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik, aktivitas merokok, tingkat
stres, dan keteraturan berobat responden terhadap kejadian stroke berulang pada
penderita stroke di poli saraf RSD dr. Soebandi Jember, Tahun 2014.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
pendekatan kasus kontrol. Wawancara dilakukan pada 165 responden, yaitu 55
responden sebagai kasus dan 110 responden sebagai kontrol. Wawancara
mendalam dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang
variabel-varibel yang diteliti. Variabel bebas penelitian adalah umur, jenis
kelamin, status perkawinan, pola makan, aktivitas merokok, aktivitas fisik, stres,
dan keteraturan berobat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur responden kasus dan kontrol
paling banyak pada kelompok umur 52-61 tahun, dan jenis kelamin responden
mayoritas laki-laki. Pola makan yang diteliti menunjukkan bahwa responden
masih sering mengkonsumsi bahan makanan yang dilarang bagi penderita stroke,
yaitu minyak kelapa. Uji variabel bebas menunjukkan bahwa aktivitas merokok
memiliki hubungan yang sinifikan terhadap kejadian stroke berulang (pvalue=
0,00), dengan didapatkan nilai OR=3,619. Responden kasus menghisap
rokok <10 batang setiap harinya, sedangkan responden kontrol menghisap rokok
10-20 batang setiap harinya. Mayoritas responden kasus dan kontrol merokok
sejak >10 tahun yang lalu. Aktivitas fisik memiliki hubungan yang signifikan
terhadap kejadian stroke berulang (p-value=0,00), dengan didapatkan nilai
OR=38,745. Mayoritas responden yang melakukan aktivitas fisik secara teratur
adalah kelompok kontrol dan mayoritas responden melakukan jenis aktivitas fisik
jalan ringan. Stres memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian stroke
berulang (p-value=0,00), dengan didapatkan nilai OR=37,333. Responden kasus
memiliki tingkat stres yang tinggi, sedangkan responden kontrol memiliki tingkat
stres ringan. Keteraturan berobat memiliki hubungan yang signifikan terhadap
stroke berulang (p-value=0,00), dengan didapatkan nilai OR=69,750. Responden
kontrol mayoritas lebih teratur dalam melakukan medical check-up dibandingkan
dengan responden kasus.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]