dc.description.abstract | Penelitian ini dilatarbelakangi oleh, 1) masyarakat Using merupakan
kelompok masyarakat yang memiliki kekayaan tradisi dan budaya, 2) salah satu
tradisi yang ditemukan, yang masih dilaksanakan hingga saat ini, adalah Upacara
Adat Bersih Desa, yaitu Upacara Adat Kebo-keboan, 3) Upacara Adat Kebo-keboan
merupakan upacara ritual yang bersifat sakral, 4) penggunaan mantra dalam Upacara
Adat Kebo-keboan memiliki fungsi memunculkan dimensi kesakralan dalam Upacara
Adat Kebo-keboan. Kajian ini di fokuskan pada pembahasan mengenai Mantra dalam
Upacara Adat Kebo-keboan dan Upacara Adat Kebo-keboan itu sendiri sebagai
konteks pengucapan mantra. Pembahasan yang dikaji terdiri atas tiga masalah yaitu:
1) Bagaimanakah prosesi Upacara Adat Kebo-keboan?, 2) Bagaimanakah struktur
kewacanaan mantra? Pada pembahasan ini akan dibahas mengenai (a) struktur mantra
dan (b) ideologi yang terkandung dalam mantra, 3) Bagaimanakah fungsi mantra?
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
1) Prosesi Upacara Adat Kebo-keboan, 2) Struktur kewacanaan mantra, 3) Fungsi
mantra.
Penelitian ini termasuk kategori penelitian kualitatif-deskriptif. Penentuan
informan dilakukan secara purposive dan secara snowball. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara, perekaman, transkripsi dan penerjemahan, dan
dokumentasi. Untuk validasi data digunakan model trianggulasi. Analisis data yang
dilakukan terdiri dari proses reduksi data, penyajian data, interpretasi data, dan
kesimpulan dan verifikasi data. Untuk menjamin kualitas hasil penelitian digunakan
metode trianggulasi.
vii
Hasil penelitian menunjukkan, Upacara Adat Kebo-keboan terdiri dari
serangkaian acara, di antaranya, (a) slametan pambuko, (b) pembuatan gapura dan
penanaman palawija, (c) slametan latar, (d) ater-ater, (e) pawai idher bumi, (f)
penanaman padi, (g) pertunjukan wayang kulit, dan (h) slametan penutup. Mantra
yang digunakan dalam Upacara Adat Kebo-keboan ada tiga, di antaranya mantra yang
diucapkan saat slametan latar, saat peras kerbau, dan saat ngurit. Dari segi
strukturnya, ketiga mantra tersebut memiliki unsur pembangun yang sama yaitu unsur
(a) pembuka, (b) sugesti, (c) permohonan, dan (d) penutup. Dalam mantra terkandung
ideologi yaitu filosofi mengenai saudara spiritual manusia yang disebut sebagai
sedulur papat. Secara umum, mantra-mantra tersebut berfungsi sebagai (a) media
permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) komunikasi dengan roh halus atau
roh leluhur, dan (c) penjaga kesakralitasan Upacara Adat Kebo-keboan. Secara
khusus, mantra berfungsi sebagai (a) permohonan ijin dan perlindungan bagi
masyarakat Desa Alasmalang, (b) mengundang roh halus, dan (c) memberikan tuah
pada benih padi.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diberikan saran, 1) bagi Mata Kuliah
Folklor, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi kepada mahasiswa dalam
menggali dan menganalisis bidang kajian folklor, 2) bagi bidang ilmu folklor, hasil
penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang khasanah folklor di Indonesia, 3)
bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pertimbangan dalam meneliti folklor terutama mantra, 4) bagi bidang pendidikan,
untuk guru Bahasa dan Sastra Indonesia dapat memotivasi siswa agar melakukan
penggalian dan pelestarian terhadap sastra daerah melalui kegiatan pembelajaran di
sekolah. | en_US |