Show simple item record

dc.contributor.advisorPujiati, Rahayu Sri
dc.contributor.advisorKhoiron
dc.contributor.authorFEBRIYANTI, DINI
dc.date.accessioned2015-12-02T06:14:42Z
dc.date.available2015-12-02T06:14:42Z
dc.date.issued2015-12-02
dc.identifier.nim102110101023
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/65799
dc.description.abstractIkan merupakan salah satu jenis bahan makanan yang memiliki kandungan gizi tinggi dengan kadar protein sebesar 18-30%. Ikan sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat karena harganya murah dan mudah diolah. Salah satu olahan ikan yaitu pengawetan dengan cara pengeringan/pengasinan (ikan asin). Jenis ikan yang dapat diolah menjadi ikan asin salah satunya yaitu ikan manyung (Arius thallasinus). Ikan asin merupakan komoditas yang mudah mengalami pembusukan oleh bakteri tahan garam (halofilik) dan bakteri patogen. Tumbuhnya bakteri pada ikan asin dapat disebabkan oleh proses produksi yang salah, tidak menerapkan hygiene personal penjamah makanan, dan kurang memperhatikan kebersihan alat produksi. Adanya bakteri yang melebihi syarat mutu dapat dimungkinkan menimbulkan gangguan kesehatan pada masyarakat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Total Plate Count (TPC) dan mengetahui ada tidaknya bakteri Staphylococcus aureus pada ikan asin manyung di TPI Puger Kabupaten Jember. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 9 sampel yang diambil berdasarkan teknik sampling jenuh. Pengambilan sampel dilakukan pada pedagang ikan asin manyung di TPI Puger Kabupaten Jember, sedangkan untuk pengujian sampel ikan asin manyung secara kuantitatif dilakukan di Laboratorium Analisis Pangan Politeknik Negeri Jember pada bulan Maret 2015. Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara dan observasi menggunakan lembar wawancara dan observasi untuk mengetahui sumber ikan asin manyung, proses produksi ikan asin manyung, hygiene personal pembuat ikan asin manyung, dan peralatan yang digunakan pada saat produksi serta menggunakan uji laboratorium untuk mengetahui Total Plate Count (TPC) dan bakteri Staphylococcus aureus. Kemudian data diolah secara deskriptif, yaitu viii dalam bentuk tabel dan teks atau narasi. Hasil penelitian menunjukkan sumber produksi ikan asin manyung (Arius thallasinus) berasal dari hasil produksi sendiri (produsen) yaitu 4 responden (44,4%) dan 5 responden (55,6%) tidak memproduksi ikan asin sendiri (tengkulak). Proses produksi ikan asin manyung (Arius thallasinus) pada 4 produsen yang memiliki kategori baik yaitu 3 produsen (75%) sedangkan 1 produsen (25%) memiliki kategori buruk. Hygiene personal pembuat ikan asin manyung (Arius thallasinus) termasuk dalam kategori baik, yaitu berjumlah 2 produsen (50%). Namun, peralatan produksi ikan asin manyung (Arius thallasinus) termasuk dalam kategori buruk, yaitu berjumlah 4 produsen (100%). Hasil uji laboratorium yang dilakukan pada 9 ikan asin manyung (Arius thallasinus) yang dijual di TPI Puger Kabupaten Jember diketahui masih memenuhi syarat untuk dikonsumsi karena di bawah standart maksimum yaitu 1x105 . Selain itu, bakteri Staphylococcus aureus pada 9 ikan asin manyung (Arius thallasinus) yang telah dilakukan uji laboratorium juga diketahui negatif dan masih memenuhi syarat untuk dikonsumsi. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Jember sebagai instansi yang mengawasi keamanan makanan atau minuman tetap melakukan pemantauan secara berkala agar ikan asin yang diproduksi tetap aman dikonsumsi oleh masyarakat.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectTOTAL PLATE COUNTen_US
dc.subjectSTAPHYLOCOCCUS AUREUSen_US
dc.titleTOTAL PLATE COUNT DAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS PADA IKAN ASIN MANYUNG (ARIUS THALLASINUS) DI TPI PUGER KABUPATEN JEMBERen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record