dc.description.abstract | Masalah peningkatan kapasitas produksi masih menjadi isu strategis yang
sangat kompleks, bersifat multidimensi dan melibatkan banyak sektor.
Peningkatan produksi kopi untuk memenuhi kebutuhan pasar masih menghadapi
berbagai hambatan. Kendala utama terkait dengan implementasi kebijakan yang
dilakukan secara parsial sehingga akar permasalahan jarang mendapat penanganan
yang serius. Kompleksitas permasalahan tersebut tidak dapat dipecahkan secara
parsial, sehingga merupakan masalah kritis yang perlu mendapat perhatian serius
dalam proses perencanaan pembangunan. Hal inilah yang mendasari pentingnya
penelitian ini dilaksanakan.
Penelitian telah dilaksanakan di Kabupaten Bondowoso pada bulan
September 2014 sampai dengan Januari 2015, bertujuan: (1) menilai indeks dan
status keberlanjutan sistem perkebunan kopi arabika di Kabupaten Bondowoso
saat ini; (2) mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang menentukan keberlanjutan
sistem perkebunan kopi arabika di Kabupaten Bondowoso; (3) Menyusun
rumusan kebijakan dan bentuk intervensi dalam rangka membentuk sistem
perkebunan kopi arabika yang berkelanjutan di Kabupaten Bondowoso. Penelitian
ini bersifat makro pada agregasi Kabupaten Bondowoso. Data penelitian adalah
data sekunder yang dikumpulkan secara desk study dari berbagai sumber, antara
lain: BPS, Bappeda, BMKG, Dinas/Instansi terkait, Lembaga Penelitian,
Perguruan Tinggi, Publikasi Ilmiah dan Laporan.
Penentuan indeks dan status keberlanjutan dilakukan dengan
menggunakan teknik ordinasi RAP-COFFEE (Rapid Appraisal Coffee) dengan
metode Multi-dimensional Scaling (MDS). Faktor-faktor kunci sistem perkebunan
kopi arabika Kabupaten Bondowoso ditentukan dengan analisis prospektif.
Perumusan kebijakan pengembangan sistem perkebunan kopi arabika Kabupaten
Bondowoso dilakukan dengan mendasarkan pada berbagai tingkatan intervensi
faktor kunci yang telah teridentifikasi.
Hasil analisis RAP-COFFEE menunjukkan bahwa sistem perkebunan kopi
arabika Kabupaten Bondowoso memiliki status keberlanjutan yang baik. Nilai
stress setiap dimensi rata-rata 0,14 (goodness of fit) dan nilai koefisien diterminasi
(R2) rata-rata 0,95 dengan tingkat kepercayaan Monte Carlo 95%. Dimensi
ekologi memiliki nilai indeks tertinggi, yaitu 78,99% diikuti dimensi ekonomi
64,56%; dimensi sosial 55,62%; dimensi kebijakan dan kelembagaan 54,24% dan
dimensi teknologi dan infrastruktur 57,04%. Faktor kunci sistem perkebunan kopi
arabika Kabupaten Bondowoso berdasarkan hasil analisis prospektif adalah (1)
Kondisi iklim, (2) Kelas kesesuaian lahan, (3) Luas hutan, (4) Kelembagaan
petani, (5) Kebijakan pemerintah, dan (6) Panen.
Kebijakan pengembangan sistem perkebunan kopi arabika Kabupaten
Bondowoso ditentukan berdasarkan intervensi faktor kunci yang tergolong stake
variable. Tingkat intervensi stake variable dibagi kedalam tiga skenario yaitu
pesimis dimana tidak ada intervensi yang dilakukan terhadap stake variable.
Skenario moderat dengan tingkat intervensi (1) meningkatkan kapasitas peran
kelembagaan petani hingga pada rentang 25-50%; (2) meningkatkan jumlah petani
yang melakukan panen petik merah hingga pada tingkatan 25-50%. Skenario
optimis dengan tingkat intervensi (1) meningkatkan kinerja kebijakan pemerintah
diatas 75%, (2) meningkatkan kapasitas peran kelembagaan petani hingga pada
tingkatan 50-75% dan (3) meningkatkan jumlah petani yang melakukan panen petik merah sebanyak 50-75%. | en_US |