• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Social and Political Sciences
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Social and Political Sciences
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    PANDANGAN WANITA TUNA SUSILA TERHADAP MAKNA PERKAWINAN DI PELABUHAN LANDING CRAFT MACHINE (LCM) KETAPANG KABUPATEN BANYUWANGI

    Thumbnail
    View/Open
    Riska Dwiyanti - 100910302039.pdf (2.085Mb)
    Date
    2015-12-01
    Author
    Dwiyanti, Riska
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Perkawinan pada dasarnya merupakan suatu ikatan sakral yang menyatukan antara seorang laki-laki dan perempuan dalam satu jalinan rumah tangga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis secara mendalam tentang makna perkawinan bagi wanita tuna susila di warung remang-remang Landing Craft Machine (LCM) Desa Ketapang Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini menggunakan teori fenomenologi yang dikembangkan oleh Alfred Schutz. Fenomenologi menggunakan skema interpretatifnya untuk merasionalisasikan fenomenologi personalnya dalam kehidupan sehari-hari, yang memungkinkan individu memahami makna dari apa yang dikatakan atau dilakukan. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Sedangkan metode pengumpulan data peneliti menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian yang dilakukan muncul dua pandangan wanita tuna susila terhadap makna perkawinan. Pertama wanita tuna susila mayoritas masih menganggap perkawinan sebagai sesuatu yang sakral. Pekerjaan yang dilakukan sebagai pekerja seks komersial memang dipandang sudah tidak lagi menghargai adanya ikatan perkawinan yang sah, bahkan masyarakat juga menjudge bahwa para wanita tuna susila telah melanggar hukum-hukum nikah. Namun sebenarnya para wanita tuna susila tersebut terpaksa melakukan pekerjaannya karena himpitan ekonomi dan rendahnya sumber daya manusia yang dimiliki, serta kegagalan di masalalu yang menjadikan mereka terjun ke dunia prostitusi tanpa memperhatikan perkawinan. Pandangan yang lainnya mengungkapkan bahwa sebagian kecil dari wanita tuna susila tersebut menganggap bahwa perkawinan hanyalah sebagai suatu ikatan yang membelenggu dan juga membuat mereka tidak dapat bahagia. Perkawinan yang mereka jalani hanya menimbulkan suatu trauma dan juga sakit hati akibat dari kegagalan perkawinan itu sendiri. Pernikahan hanya sebatas ikrar yang dapat jalani kapan saja. Status sebagai wanita tuna susila dengan pekerjaannya yang berhubungan seks diluar nikah dengan banyak laki-laki memang menjadikan kesan mereka sebagai seseorang yang tidak lagi peduli dengan perkawinan.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/65609
    Collections
    • UT-Faculty of Social and Political Sciences [5650]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository