dc.description.abstract | Kabupaten Jember merupakan salah satu wilayah pengembangan dalam
Rancangan Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur yang memiliki fungsi
sebagai wilayah pengembangan pertanian tanaman pangan. Kabupaten Jember
memiliki luas lahan sawah 74229,26 hektar sebagai tempat budidaya tanaman
pangan pokok (padi). Pertumbuhan sektor non pertanian di Kabupaten Jember
yang semakin pesat menyebabkan lahan sawah terkonversi, hal ini menyebabkan
semakin menyempitnya lahan sawah sebagai tempat budidaya tanaman pangan
pokok (padi). Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis trend konversi
lahan sawah di Kabupaten Jember (2) menganalisis proyeksi kebutuhan lahan
sawah di Kabupaten Jember (3) mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi konversi lahan sawah di Kabupaten Jember (4) menganalisis
dampak konversi lahan sawah di Kabupaten Jember. Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive method). Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan analitik. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian yaitu metode deskriptif, analisis regresi linier
sederhana dan analisis regresi linier berganda.
Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) Hasil analisis trend konversi lahan
sawah, luas lahan sawah dan produktivitas lahan sawah di Kabupaten Jember pada
tahun 2014-2018 menunjukkan bahwa untuk konversi lahan sawah meningkat,
luas lahan sawah menurun dan produktivitas meningkat (2) Proyeksi kebutuhan
lahan sawah untuk tanaman pangan di Kabupaten Jember terus meningkat,
sedangkan lahan sawah yang tersedia terus mengalami penurunan (3) Faktorfaktor
yang mempengaruhi konversi lahan sawah di Kabupaten Jember
didapatkan bahwa yang berpengaruh secara nyata terhadap konversi lahan sawah
adalah kontribusi PDRB non pertanian dan produktivitas lahan sawah. Faktor
kontribusi PDRB non pertanian memberikan pengaruh positif, sedangkan faktor produktivitas lahan sawah memberikan pengaruh negatif terhadap konversi lahan
sawah di Kabupaten Jember (4) Dampak konversi memberikan kerugian pada
produksi Gabah Kering Panen (GKP), menghilangkan potensi pendapatan dari
usahatani dan memicu terjadinya peningkatan angka kemiskinan. | en_US |