dc.description.abstract | Setiap usaha yang dibangun tentunya memiliki sebuah tujuan yaitu untuk
memperoleh keuntungan atau laba. Selain itu pemilik tentunya ingin usahanya dapat
terus berkembang, maka salah satu caranya yang dapat dilakukan adalah dengan
mempertimbangkan proses produksi. Proses produksi perlu diperhatikan karena dapat
mempengaruhi keberlangsungan suatu perusahaan, sehingga perlu dilakukan
perencanaan dalam proses produksinya. Perusahaaan yang melakukan perencanaan
tentunya akan lebih mudah dalam menentukan jumlah produk yang akan diproduksi
pada masa yang akan datang. Oleh sebab itu perencanaan dalam proses produksi
dibutuhkan oleh perusahaan dalam menentukan jumlah produk yang akan dibuat pada
masa yang akan datang.
Perusahaan roti “Donna Jaya Barokah” Jember adalah perusahaan yang
bergerak dibidang produksi roti. Produk yang diproduksi memiliki banyak varian
seperti, pia kering, pia basah, roti tawar, roti sisir, roti duren, roti moka, roti keju dan
roti bluder. Akan tetapi dalam proses produksinya ternyata perusahaan belum
melakukan sistem perencaan untuk masing-masing produk yang dimiliki. Perusahaan
roti “Donna Jaya Barokah” Jember hanya melakukan produksinya berdasarkan
kondisi pasar sehingga proses produksinya belum optimal.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
perencanaan produksi sehingga perusahaan dapat menentukan jumlah produk yang
sesuai untuk masa yang akan datang. Selain itu perusahaan juga dapat mengetahui jumlah bahan baku yang dibutuhkan sehingga tidak mengalami kelebihan maupun
kekurangan bahan baku. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif
studi kasus dengan pendekatan kuantitatif. Alat analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah goal programming Algoritma simpleks. Penarikan kesimpulan
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deduktif karena
kesimpulan yang akan dicapai dijabarkan dari hal umum yang dihubungkan dalam hal
khusus.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan belum melaksanakan
produksinya secara optimal sehingga laba yang diperoleh belum maksimal.
Kesimpulan tersebut didasarkan pada perbandingan laba yang didapat perusahaan
sebelum dan sesudah perusahaan menerapkan goal programming. produk yang
diproduksi oleh perusahaan sebanyak 69.888 pia kering, 31.466 pia basah, 15.234 roti
tawar, 30.291 roti sisir, 24.270 roti duren, 17.213 roti moka, 1.632 roti keju dan 7.523
roti bluder ternyata mendapatkan keuntungan yang kurang optimal karena memiliki
produk kembali dan penggunaan bahan baku yang lebih banyak dibandingkan
melakukan perencanaan dengan goal programming. Apabila perusahaan menerapkan
kombinasi produk sesuai dengan perencanaan goal programming yaitu sebanyak
67.200 pia kering, 30.256 pia basah, 14.648 roti tawar, 29.126 roti sisir, 22.914 roti
duren, 16.551 roti moka, 1.569 roti keju dan 6.613 roti bluder, maka laba dan bahan
baku yang digunakan lebih maksimal. Selain itu produk yang diproduksi dapat
terserap pasar sehingga proses produksi lebih optimal. | en_US |