Show simple item record

dc.contributor.advisorSYAMSUNIHAR, Anang
dc.contributor.advisorUSMADI
dc.contributor.authorNISA', Ummi Khoirun
dc.date.accessioned2015-11-30T08:01:58Z
dc.date.available2015-11-30T08:01:58Z
dc.date.issued2015-11-30
dc.identifier.nim101510501128
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/65135
dc.description.abstractKetersediaan bawang merah yang fluktuatif akibat dari produksi yang musiman, dikarenakan bawang merah biasanya hanya dibudidayakan pada musim kemarau. Produktivitas bawang merah di Jawa Timur adalah 9,98 t/ha (BPS, 2012) tidak dapat mencukupi kebutuhan masyarakat. Sebagai upaya peningkatan produksi salah satunya adalah pemanfaatan lahan marginal misalnya lahan kering. Lahan kering yang dimanfatkan ialah jenis lahan porous yang memiliki pori tanah makro sehingga air mudah lepas sehingga cocok dimanfaatkan pada musim hujan. Penambahan pupuk organik untuk memperbaiki sifat sifik, kimia, dan biologi tanah, sedangkan untuk perbaikan kualitas dari bawang merah dilakukan dengan penambahan pupuk anorganik berupa pupuk kalium. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil dan kualitas bawang merah (Allium ascalonicum L) melalui komplementasi pupuk potasium dengan pupuk kandang di lahan kering porus. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan pertimbangan dalam budidaya bawang merah di lahan kering. Penelitian dilakukan pada bulan Juli-September 2014, di Desa Selogudig Wetan, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, dengan metode rancangan acak kelompok (RAK) faktorial, yang terdiri dari 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor 1 adalah dosis pupuk KCl yang terdiri dari 3 taraf yaitu: 150 kg/ha (P0), 100 kg/ha (P1), dan 50 kg/ha (P3). Faktor 2 adalah dosis pupuk kandang yang terdiri dari 4 taraf yaitu: 40 t/ha (K0), 30 t/ha (K1), 20 t/ha (K2), dan 10 t/ha (K3). Bahan percobaan meliputi bibit bawang merah varietas Super Philip, pupuk kandang diberikan 1 minggu sebelum penanaman dicampurkan kedalam tanah, pemberian pupuk SP-36 dilakukan 3 hari sebelum tanam. Pupuk ZA diberikan sebagai pupuk susulan pada usia tanaman 15 dan 30 hst. Sedangkan perlakuan pupuk K dilakukan pada usia tanaman 30 dan 45 hst. Hasil penelitian menunjukkan terjadi komplementasi antara pupuk K dengan pupuk kandang terhadap jumlah daun 45 hst, berat umbi segar per rumpun, berat umbi kering simpan dan penyusutan umbi. Perlakuan terbaik jumlah daun 45 hst ialah 50 kg/ha;20 t/ha dengan rata-rata 35,47 helai, perlakuan terbaik berat umbi segar per rumpun ialah 100 kg/ha;40 t/ha dengan rata-rata 70,66 g/rumpun, perlakuan terbaik berat umbi kering simpan ialah 100 kg/ha;40 t/ha dengan rata-rata 49,88 g/rumpun, perlakuan terbaik penyusutan umbi ialah 100 kg/ha;10 t/ha dengan rata-rata 23,73%. Dengan demikian pemberian pupuk kandang dapat mengurangi kebutuhan pupuk K dalam budidaya bawang merah di lahan kering porus menjadi 67 % dari anjuran.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectBAWANG MERAHen_US
dc.subjectPUPUK KANDANGen_US
dc.titleKOMPLEMENTASI PUPUK K DENGAN PUPUK KANDANG TERHADAP HASIL DAN KUALITAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI LAHAN KERINGen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record