Show simple item record

dc.contributor.advisorSOEPARJONO, Sigit
dc.contributor.advisorHARIYONO, Kacung
dc.contributor.authorBUDIARTO, Rahmat
dc.date.accessioned2015-11-30T07:34:11Z
dc.date.available2015-11-30T07:34:11Z
dc.date.issued2015-11-30
dc.identifier.nim111510501106
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/65121
dc.description.abstractPenelitian ini dilaksanakan di Center of Agricultural Biotechnology, Kasetsart University, Kamphaeng Saen campus, Thailand selama enam bulan, mulai bulan November 2013 – Mei 2014. Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu induksi kalus dan regenerasi tunas. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor dan sepuluh ulangan. Faktor pertama adalah kultivar tebu dengan 4 taraf yaitu LK 95-127, LK 92-17, K 93-219, dan K 93-347. Faktor kedua adalah umur kalus dengan tiga taraf yaitu dua, tiga dan empat bulan. Induksi kalus dilaksanakan dalam ruang gelap bersuhu 270C selama empat bulan dengan subkultur setiap bulan. Kultur regenerasi tunas berlangsung selama dua bulan dalam ruang kultur terang bersuhu 27±20C. Variabel pengamatan meliputi persentase kalus embriogenik, diameter kalus, warna kalus, struktur kalus, persentase regenerasi tunas, jumlah tunas, dan tinggi tunas. Warna dan struktur kalus diamati secara visual dan disajikan dalam bentuk gambar. Variabel pengamatan lainnya dianalisis dengan sidik ragam dan apabila terdapat beda nyata dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Sebagian besar kultivar mampu menghasilkan 100% kalus embriogenik terkecuali LK 92-17. Karakteristik kalus tebu embriogenik adalah berwarna kuning keputihan, tidak basah, struktur kompak dengan tonjolan nodular. Kalus embriogenik lebih mudah diregenerasikan dari pada kalus non embriogenik yang dicirikan dengan warna abu-abu, basah, dan tidak menampakan nodular yang jelas. Karakteristik tambahan untuk kultivar K 93-347 adalah adanya sekresi senyawa fenol yang berlebih sehingga menyebabkan browning. Pada variabel pengamatan diameter kalus, kultivar K 93-347 menghasilkan kalus dengan rerata diameter terbesar sedangkan LK 92-17 menghasilkan kalus dengan rerata diameter terkecil. Hasil penelitian pada variabel pengamatan persentase regenerasi tunas menunjukan bahwa setiap perlakuan dapat diregenerasikan secara menyeluruh (100%) dalam kurun waktu dua bulan. Tunas terpanjang dihasilkan oleh kombinasi perlakuan umur kalus dua bulan pada kultivar K 93-219 dan K 93- 347. Jumlah tunas terbanyak dihasilkan oleh kombinasi perlakuan umur kalus dua bulan pada kultivar LK 95-127. Kultivar yang direkomendasikan sebagai kultivar regeneratif in vitro jangka panjang adalah K 93-347 karena daya regenerasinya dapat bertahan baik dengan indikator persentase regenerasi tunas mencapai 100% dan jumlah tunas yang dihasilkan oleh kalus tertua (empat bulan) berbeda tidak nyata dengan kalus yang muda (dua dan tiga bulan).en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectTEBU THAILANDen_US
dc.titleINDUKSI KALUS DAN DAYA REGENERASI IN VITRO BERBAGAI UMUR KALUS DAN KULTIVAR TEBU THAILAND (Saccharum officinarum L.)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record