dc.description.abstract | Beras merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia pada umumnya.
Salah satu kendala yang dapat menghambat tingkat produksi beras nasional yaitu
banyaknya proses konversi lahan sawah menjadi lahan non sawah. Oleh
karenanya perlu adanya pemanfaatan luasan lahan yang masih tersedia, salah
satunya ialah lahan kering. Indonesia memiliki lahan kering sekitar 148 juta ha
dan lahan basah seluas 40,20 juta ha dari 188,20 juta ha total luas daratan.
Pemanfaatan lahan kering di Indonesia dapat dilakukan dengan menanam tanaman
pangan lahan kering, salah satunya ialah padi gogo. Padi gogo memerlukan air
sepanjang pertumbuhannya hanya dengan mengandalkan curah hujan, dan cocok
ditanam di berbagai jenis tanah.
Bercocok tanam dilahan kering juga memiliki faktor pembatas seperti
kurangnya air, tingkat kemasaman tanah yang tinggi , produktivitasnya yang
rendah, antara lain disebabkan oleh kandungan P yang rendah dan tidak tersedia
bagi tanaman. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi
permasalahan di atas adalah pemanfaatan jamur mikoriza arbuskula. Peranan
mikoriza secara umum dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap
kekeringan, membuat tanaman lebih tahan terhadap serangan pathogen akar,
meningkatkan serapan hara P, lahan dengan salinitas tinggi dan bioremediasi
tanah tercemar. Jamur mikoriza arbuskular juga dapat meningkatkan serapan P
dengan adanya hifa eksternal yang memiliki jangkauan luas .
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi inokulasi
jamur mikoriza dan aplikasi batuan fosfat terhadap pertumbuhan padi gogo,
bertujuan untuk mengetahui pengaruh inokulasi jamur mikoriza terhadap
pertumbuhan tanaman padi gogo, dan bertujuan untuk mengetahui pengaruh
aplikasi batuan fosfat terhadap pertumbuhan tanaman padi gogo.
Penelitian dilakukan di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten
Jember. Penelitian ini menggunakan rancangan petak terbagi, dengan pola dasar
rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Petak utama adalah aplikasi
batuan fosfat yang terdiri atas empat taraf, yaitu 0, 150, 300, dan 600 kg/ha. Anak
petak adalah inokulasi jamur mikoriza, yaitu tanpa inokulasi mikoriza dan
inokulasi mikoriza. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan Standard
Error of Mean. Parameter pengamatan dalam penelitian ini ditinjau dari segi
pertumbuhan diantaranya laju pertumbuhan tanaman, kadar klorofil, dan
persentasi infeksi akar. Adapun dari segi produksi meliputi parameter jumlah
anakan produktif, berat malai, serapan P2O5 tanaman, berat gabah, berat bernas,
dan berat 100 bulir. | en_US |