dc.description.abstract | Kacang hijau termasuk jenis tanaman kacang-kacangan yang memiliki
nilai ekonomi dan potensi tinggi untuk dikembangkan diberbagai jenis lahan.
Namun, produktivitas kacang hijau di Indonesia masih relatif rendah. Hal ini
disebabkan oleh praktek budidaya yang kurang baik dan adanya serangan hama
dan penyakit. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan ini yaitu dengan
memperbaiki cara budidaya yang didukung penggunaan genotipe unggul. Seleksi
merupakan proses untuk mendapatkan genotipe unggul tersebut. Seleksi dapat
dilakukan dengan memilih sifat-sifat unggul dari genotipe-genotipe yang telah
ada. Oleh karena itu, untuk memperoleh sifat unggul tersebut perlu diketahui
sifat-sifat yang mempunyai keeratan hubungan dengan hasil. Analisis lintas
digunakan dalam seleksi karena dapat menjelaskan pengaruh langsung dan
pengaruh tidak langsung yang disebabkan oleh hubungan kausal antara sifat satu
dengan sifat lain terhadap hasil.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui genotipe yang mempunyai
pertumbuhan dan daya hasil tertingggi dari 9 genotipe kacang hijau yang diuji
serta untuk mengetahui komponen hasil yang paling berpengaruh terhadap hasil
dari 9 genotipe kacang hijau.
Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan UPT Agrotechnopark
Universitas Jember, Desa Jubung, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember
pada bulan Februari sampai dengan April 2013. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 9 genotipe kacang hijau yang
meliputi Vima 1 (V1), Kutilang (V2), Perkutut (V3), Murai (4), Kenari (V5), Sriti
(6), Walet (V7) dan Betet (V8) serta lokal Karangploso (V9) yang diulang 3 kali.
Komponen yang diamati yaitu tunggi tanaman (X1), umur berbunga (X2), umur
panen (X3), jumlah polong per tanaman (X4), jumlah biji per polong (X5), berat
v
biji per tanaman (X6), berat 100 biji (X7) dan berat biji per petak (X8). Data yang
diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam, apabila terdapat perbedaan yang
nyata diantara perlakuan dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan 5%.
Selanjutnya dilakukan analisis korelasi dan analisis lintas untuk mengetahui
keeratan hubungan antar komponen dan hasil serta untuk mengetahui pengaruh
langsung dan pengaruh tidak langsung dari komponen yang diamati.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe Vima 1 menunjukkan hasil
tertinggi dengan berat biji per petak sebesar 370 g/petak atau 1,54 t/ha. Hasil
tersebut tidak berbeda nyata dengan genotipe Walet sebesar 342,24 g/petak atau
1,43 t/ha, Kenari sebesar 316,23 g/petak atau 1,32 t/ha dan lokal Karangploso
sebesar 304,90 g/petak atau 1,27 t/ha. Komponen hasil yang paling berpengaruh
terhadap hasil 9 genotipe kacang hijau yang diuji yaitu berat biji per tanaman
dengan nilai korelasi sebesar 0,7879 dan pengaruh langsung sebesar 1,0126 serta
sumbangan total terhadap hasil sebesar 0,7980. | en_US |