Show simple item record

dc.contributor.authorAris Nila Anggraini
dc.date.accessioned2013-12-09T03:02:41Z
dc.date.available2013-12-09T03:02:41Z
dc.date.issued2013-12-09
dc.identifier.nimNIM091510501065
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/6491
dc.description.abstractKacang hijau termasuk jenis tanaman kacang-kacangan yang memiliki nilai ekonomi dan potensi tinggi untuk dikembangkan diberbagai jenis lahan. Namun, produktivitas kacang hijau di Indonesia masih relatif rendah. Hal ini disebabkan oleh praktek budidaya yang kurang baik dan adanya serangan hama dan penyakit. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan ini yaitu dengan memperbaiki cara budidaya yang didukung penggunaan genotipe unggul. Seleksi merupakan proses untuk mendapatkan genotipe unggul tersebut. Seleksi dapat dilakukan dengan memilih sifat-sifat unggul dari genotipe-genotipe yang telah ada. Oleh karena itu, untuk memperoleh sifat unggul tersebut perlu diketahui sifat-sifat yang mempunyai keeratan hubungan dengan hasil. Analisis lintas digunakan dalam seleksi karena dapat menjelaskan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung yang disebabkan oleh hubungan kausal antara sifat satu dengan sifat lain terhadap hasil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui genotipe yang mempunyai pertumbuhan dan daya hasil tertingggi dari 9 genotipe kacang hijau yang diuji serta untuk mengetahui komponen hasil yang paling berpengaruh terhadap hasil dari 9 genotipe kacang hijau. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan UPT Agrotechnopark Universitas Jember, Desa Jubung, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember pada bulan Februari sampai dengan April 2013. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 9 genotipe kacang hijau yang meliputi Vima 1 (V1), Kutilang (V2), Perkutut (V3), Murai (4), Kenari (V5), Sriti (6), Walet (V7) dan Betet (V8) serta lokal Karangploso (V9) yang diulang 3 kali. Komponen yang diamati yaitu tunggi tanaman (X1), umur berbunga (X2), umur panen (X3), jumlah polong per tanaman (X4), jumlah biji per polong (X5), berat v biji per tanaman (X6), berat 100 biji (X7) dan berat biji per petak (X8). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam, apabila terdapat perbedaan yang nyata diantara perlakuan dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan 5%. Selanjutnya dilakukan analisis korelasi dan analisis lintas untuk mengetahui keeratan hubungan antar komponen dan hasil serta untuk mengetahui pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung dari komponen yang diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe Vima 1 menunjukkan hasil tertinggi dengan berat biji per petak sebesar 370 g/petak atau 1,54 t/ha. Hasil tersebut tidak berbeda nyata dengan genotipe Walet sebesar 342,24 g/petak atau 1,43 t/ha, Kenari sebesar 316,23 g/petak atau 1,32 t/ha dan lokal Karangploso sebesar 304,90 g/petak atau 1,27 t/ha. Komponen hasil yang paling berpengaruh terhadap hasil 9 genotipe kacang hijau yang diuji yaitu berat biji per tanaman dengan nilai korelasi sebesar 0,7879 dan pengaruh langsung sebesar 1,0126 serta sumbangan total terhadap hasil sebesar 0,7980.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries091510501065;
dc.subjectDaya Hasil 9 Genotipe Kacang Hijauen_US
dc.titleANALISIS LINTAS SIFAT PERTUMBUHAN DAN DAYA HASIL 9 GENOTIPE KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record