dc.description.abstract | Sastra anak umumnya ditulis oleh orang dewasa, oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa karya yang dihasilkan orang dewasa ditegarai ada kepentingan khusus dalam penulisannya. Dalam hal ini, banyak pengarang dewasa yang menggambarkan dan mempersoalkan masalah dengan menampilkan cara pandang orang dewasa. Situasi ini mendekatkan pada masalah cross-writing, yaitu soal bacaan untuk anak namun ditulis oleh orang dewasa yang secara teoritis menimbulkan rumpang serta saling pengaruh antara dewasa dengan anak, sehingga menghadirkan dualitas teks (Knoepflmacher & Myers, 1997; Sarumpaet, 2010). Selain orang dewasa sebagai penentu nilai secara sosial-budaya dalam sastra anak, kekuatan pasar dalam memandang dan menyikapi sastra anak Indonesia juga sebagai penentu. | en_US |