dc.description.abstract | Pada awal abad ke-20 bangsa Indonesia telah menyadari bahwa cara-cara
bersenjata kurang efektif dalam melawan penjajah, sehingga perjuangan bangsa
Indonesia berubah ke arah yang lebih damai dan terorganisir yaitu melalui organisasiorganisasi
baik yang bergerak di bidang sosial-keagamaan maupun pendidikan dan
politik. Selain itu pada awal abad ke 20 pemerintah kolonial Belanda menerapkan
politik etis yang diantaranya menyediakan pendidikan untuk penduduk pribumi, akan
tetapi akses ke sekolah yang ini hanya terbatas bagi kalangan priyayi, dan rakyat kecil
tetap tertinggal. Akses pendidikan bagi rakyat kecil terutama yang muslim tetap
hanya pendidikan tradisional yaitu pesantren.
Salah satu tokoh nasionalis muslim yang berpengaruh pada waktu itu adalah
K.H Hasyim Asy‟ari yaitu pendiri pondok pesantren Tebu Ireng Jombang dan juga
salah satu pendiri organisasi NU serta penulis aturan dasarnya. K.H Hasyim Asy‟ar i
berperan dalam penyatuan umat Islam di Indonesia dalam satu bendera yaitu MIAI
yang didalamnya tergabung NU, Muhammadiyah dan Persis. Salah satu agenda MIAI
yang terkenal adalah bergabung dengan kaum Nasionalis netral agama untuk
membentuk GAPI (gabungan politik Indonesia) yang menuntut Belanda untuk
membentuk perwakilan rakyat yang representatif bagi rakyat. Pada masa Jepang K.H
Hasyim Asy‟ari sempat dipenjarakan karena dianggap menentang Jepang. Namun,
dalam perjalanannya K.H Hasyim Asy‟ari diangkat menjadi ketua Masyumi karena
kebijakan Jepang yang mulai mendekati kaum muslim. Selain itu beliau juga diangkat
sebagai kepala kantor urusan agama pusat (Syumubucho). Ketika masa masa perang
kemerdekaan K.H Hasyim Asy‟ari mengeluarkan Resolusi Jihad untuk membela dan
mempertahankan Republik Indonesia yang dari serangan sekutu.
Tujuan penelitian adalah ingin mengetahui (1) latar belakang lingkungan
yang mempengaruhi pemikiran polit ik K.H Hasyim Asy‟ari; (2) aktivitas polit ik dan
perjuangan K.H Hasyim Asy‟ari pada masa kolonial Belanda, Pemerintah Jepang dan
untuk kemerdekaan Indonesia.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemikiran politik K.H Hasyim
Asy‟ari dilatar belakangi oleh lingkungan keluarga,dimana dari garis genealoginya
K.H Hasyim Asy‟ari merupakan keturunan kalangan ningrat dan keturunan kalangan
agama. Latar belakang pendidikannya yang meliputi pendidikan di Nusantara dan
pendidikan di Mekah juga telah membentuk sikap politik dan memperkuat jiwa
nasionalismenya. Dari lingkungan pesantren yaitu pendirian pondok pesantren Tebu
Ireng di daerah pelosok (desa), juga dimaksudkan untuk menjaga independensi dari
kekuasaan Belanda yang berpusat di kota. Pemikiran-pemikiran K.H Hasyim Asy‟ar i
tercermin dalam aturan dasar NU yaitu Muqaddimah Al-Qanun Al-Asasi dimana
acuannya adalah ayat-ayat Al-qur‟an dan hadist yang secara umum mengajak pada
persatuan, hidup bermasyarakat, penyelesaian masalah secara musyawarah.
Sementara aktivitas polit ik dan perjuangan K.H Hasyim Asy‟ ari pada masa
perjuangan merebut kemerdekaan di jaman pemerintahan kolonial Belanda adalah
meliputi pendirian organisasi N.U pada tahun 1926, mendirikan serta menjadi ketua
legislatif MIAI. Pada masa pemerintahan Jepang K.H Hasyim Asy‟ari menjadi ketua
legislatif Masyumi, menjabat sebagai kepala kementrian agama pusat (Shomubucho),
dan menjadi penasehat spiritual PETA. Pada masa mempertahankan kemerdekaan
K.H Hasyim Asy‟ari mengeluarkan Resolusi Jihad sebagai tanda bela negara dalam
rangka mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dari serangan sekutu dan
Belanda. Resolusi jihad ini menjadi satu-satunya di dunia, dimana jihad Islam
ditujukan untuk entitas (wujud) yang bukan untuk agama, melainkan untuk sebuah
negara yaitu Republik Indonesia. | en_US |