Show simple item record

dc.contributor.authorDicka Indo Putri Priyono
dc.date.accessioned2015-04-17T13:36:16Z
dc.date.available2015-04-17T13:36:16Z
dc.date.issued2015-04-17
dc.identifier.nimNIM102110101092
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/62317
dc.description.abstractStatus gizi bayi dan balita merupakan salah satu indikator gizi masyarakat, dan bahkan telah dikembangkan menjadi salah satu indikator kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Keadaan gizi yang baik dan sehat pada masa balita merupakan fondasi penting bagi kesehatannya di masa depan. Kekurangan gizi yang terjadi pada masa tersebut dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Stunting merupakan gangguan pertumbuhan linier yang disebabkan adanya malnutrisi asupan zat gizi kronis dan atau penyakit infeksi kronis berulang yang ditunjukkan dengan nilai z-score tinggi badan menurut usia (TB/U) < 2 SD berdasarkan standar WHO. Di Indonesia telah terjadi peningkatan prevalensi stunting dari 35,6% (18,5% sangat pendek dan 17,1% pendek) pada tahun 2010 menjadi 37,2% (18,0% sangat pendek dan 19,2% pendek) pada tahun 2013. Angka prevalensi tersebut masih diatas ambang batas (cut off) yang telah disepakati secara universal, dimana apabila masalah stunting diatas 20% maka masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang memiliki prevalensi stunting tinggi. Salah satu kabupaten di Jawa Timur yang memiliki prevalensi stunting > 20% adalah Kabupaten Lumajang yaitu 28,1%. Dari 25 Puskesmas yang ada di Kabupaten Lumajang, Puskesmas Randuagung memiliki prevalensi stunting tertinggi yaitu sebesar 34,63%. Bila dilihat dari segi usia, kejadian stunting banyak terjadi pada kelompok balita usia 12-36 bulan. Tingginya angka kejadian stunting pada balita di viii wilayah kerja Puskesmas Randuagung perlu mendapat perhatian khusus, sebab kejadian stunting bisa saja terus meningkat apabila faktor-faktor risikonya tidak diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan kejadian stunting pada anak balita usia 12-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Randuagung Kabupaten Lumajang. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 86 anak balita yang diambil dengan cara simple random sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2014 hingga Februari 2015. Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengukuran tinggi badan, pengisian angket pengetahuan, wawancara kuesioner, lembar food recall 2x24 jam dan FFQ sedangkan data sekunder dilihat melalui buku KIA. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk yang dinarasikan kemudian diolah dan dianalisis menggunakan uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan indeks TB/U makan anak balita yang stunting sebanyak 53,5%. Hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat konsumsi energi, tingkat pengetahuan gizi ibu dengan pemberian ASI eksklusif dan usia pemberian MP-ASI, pemberian ASI eksklusif dan usia pemberian MP-ASI dengan penyakit infeksi, tingkat konsumsi zink, penyakit infeksi, dan genetik dengan kejadian stunting. Berdasarkan hal tersebut diharapkan peran aktif pemerintah khususnya petugas kesehatan untuk menanggulangi kejadian stunting pada balita melalui program pemberian suplementasi zink dan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan kebutuhan gizi pada 1000 hari pertama kelahiran.en_US
dc.relation.ispartofseries102110101092;
dc.subjectDETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA USIA 12-36 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANDUAGUNG KABUPATEN LUMAJANGen_US
dc.titleDETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA USIA 12-36 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANDUAGUNG KABUPATEN LUMAJANGen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record