dc.description.abstract | Pada bab ini, dibahas 1) latar belakang, 2) rumusan masalah, 3) tujuan
penelitian, 4) manfaat penelitian, dan 5) definisi oprasional.
1.1 Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
semua jenjang pendidikan. Pembelajaran bahasa Indonesia meliputi empat
keterampilan berbahasa yaitu : (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan
berbicara, (3) keterampilan membaca, (4) keterampilan menulis (Depdiknas,
2007:66). Keempat keterampilan ini merupakan satu kesatuan yang saling
menunjang.
Membaca merupakan salah satu kemampuan pokok yang harus dibina dan
dikembangkan dalam pendidikan. Oleh karena itu, sudah mejadi tugas seorang
guru untuk selalu memotivasi siswanya agar gemar membaca karena dengan
membaca seseorang mendapat pengetahuan dan informasi yang baru. Slameto
(dalam Alwi, Hasan, 2000:84) menyatakan bahwa membaca merupakan kegiatan
paling utama dalam belajar karena semakin banyak seseorang membaca maka
semakin luas pengetahuan orang tersebut.
Membaca merupakan salah satu keterampilan yang dipelajari siswa di
sekolah. Membaca dapat membantu siswa memahami isi teks bacaan sehingga
siswa dapat memperoleh informasi dari kegiatan membaca. Terdapat jenis-jenis
membaca yang diajarkan di sekolah, membaca permulaan, membaca
nyaring/teknik, membaca dalam hati, membaca pemahaman, dan membaca bahasa
(Adnyana, 1983:85). Pembelajaran membaca nyaring merupakan kegiatan dari
membaca permulaan, dalam pembelajaran ini perhatian siswa dipusatkan untuk
menguasai teknik-teknik membaca.
Berdasarkan kurikulum pendidikan KTSP untuk sekolah menengah
pertama, pembelajaran bahasa Indonesia untuk kelas VIII ditekankan pada
3
kemampuan dasar membaca dasar dan menulis. Kemampuan membaca kelas VIII
ditekankan pada kemampuan membaca tingkat pertama melek huruf. Aktivitas
membaca dilakukan untuk mengubah dan melafalkan lambang-lambang tertulis
menjadi bunyi-bunyi bermakna.Kemampuan membaca ini diajarkan kepada siswa
tingkat sekolah menengah pertama. Tujuan untuk meningkatkan mekanisme
membaca, seperti kemampuan mengasosiasikan huruf-huruf dengan bunyi bahasa
dan membaca kata, frase, dan kalimat. Kegiatan membaca ini menjadi dasar
dalam pembelajaran membaca teks berita. Dalam membaca teks berita, siswa
perlu memahami teknik membaca seperti dalam membaca nyaring. Kemampuan
membaca nyaring memegang peran penting dalam menyampaikan informasi
secara tertulis, sehingga memperlancar studi, menyerap informasi baru, dan
memperluas pengetahuan.
Kegiatan membaca teks berita tersebut ditujukan dari segi pengucapan
lafal bahasa Indonesia dan pengintonasian dalam kata, frase, dan kalimat bacaan
yang dibacakan siswa dapat diketahui apabila siswa membaca teks berita.
Berdasarkan hasil observasi awal kepada guru dan siswa kelas VIII-B (27 Januari
2014) dalam kegiatan membaca teks berita siswa banyak mengalami kesalahan
dalam hal pengintonasian kalimat sehingga kemampuan membaca siswa dalam
hal penguasaan teknik-teknik tanda baca siswa sangat kurang. Menurut
Tampubolon (dalam Supriyadi, 1990:7) kemampuan membaca ialah kecepatan
membaca dan memahami isi secara keseluruhan. Kemampuan membaca dapat
ditingkatkan dengan penguasaan teknik-teknik membaca efisien dan efektif.
Kenyataan yang ada saat ini menunjukkan bahwa kemampuan membaca
nyaring di SMP Negeri 2 Srono Banyuwangi masih rendah. Berdasarkan
observasi dapat diketahui bahwa terdapat permasalahan-permasalahan dalam
pembelajaran membaca nyaring di kelas VIII-B antara lain pemenggalan kata
dalam pelafalan dan intonasi siswa dalam membaca nyaring. Pada waktu siswa
membaca nyaring terutama pada aspek intonasi, jeda sering kali berhenti di
tempat yang tidak semestinya. | en_US |