dc.description.abstract | Desa Pandeman merupakan desa dengan mayoritas masyarakat bekerja di
sektor pertanian padahal secara geografis desa Pandeman terletak di Kepualaun yang
memiliki akses infrastruktur cukup sulit. Misalnya akses ke kepulauan Madura hanya
terdapat kapal Fery yang hanya beroperasi tiga kali dalam seminggu. Kondisi
demikian menjadikan distribusi benih, pupuk sampai panen memiliki kendala.
Penyelesaian masalah menjadi sangat penting dilakukan dengan membentuk
Kelompok tani Temor Moleran .
Kemiskinan buruh tani di Pandeman salah satunya adalah ketidakmampuan
masyarakat untuk menyesuaikan antara peningkatan harga kebutuhan sarana
pertanian dengan nilai jual yang diterima dari hasil komoditi hasil pertanian yang
dibudidayakan. Krisis kepemilikan lahan yang terjadi pada keluarga miskin ini juga
mengakibatkan banyaknya keluarga yang menggarap lahan orang lain dengan sistem
bagi hasil setelah panen, walaupun memiliki lahan sendiri namun mereka merupakan
keluarga miskin dengan indikator jumlah pendapatan yang rendah sehingga tidak
mampu mencukupi pembiayaan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga.
Kondisi mendorong untuk kemudian membentuk Kelompok tani Temor
Moleran di Desa Pandeman Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep. Kelompok tani
Temor Moleran yang terbentuk di Pandeman memang secara kelembagaan sama
dengan Kelompok Tani yang ada di desa lainnya yaitu adanya susunan struktur
kepengurusan seperti ketua kelompok, sekertaris tetapi yang membedakan adalah
adanya sistem yang dibangun sesuai budaya lokal masyarakat Pandeman seperti
adanya gotong royong satu sama lain, menggunakan asas tanggung renteng terhadap
pengelolaan dana kelompok yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan,
adanya musyawarah untuk membahas permasalahan di sawah seperti penanggulangan
hama pertanian, adanya Arisan yang bergulir sebagai modal sosial dan sistem simpan
pinjam yang di dasarkan pada asas kekeluargaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendiskripsikan dan menganalisis Peran
Kelompok tani Temor Moleran Dalam Meningkatkan Pendapatan Buruh Tani Pada
Masyarakat Buruh Tani di Desa Pandeman Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif. Tehnik penentuan
informan menggunakan tehnik purposive. Metode pengumpulan data dilakukan
dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah data terkumpul kemudian
dianalisis, dalam menguji keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik
trianggulasi.
Hasil penelitian menunjukkan tiga peran Kelompok Tani Temor Moleran
yaitu sebagai fasilitator, pendidik dan juga sebagai perwakilan masyarakat,
kepengurusan karena penting bagi buruh tani untuk belajar dan mengembangkan
dirinya agar bisa mandiri dalam memenuhi kehidupannya dan keluarganya. Tiga
peran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Fasilitator, menyediakan peralatan yang dibutuhkan oleh para buruh tani.
2. Pendidik, yaitu mengajari anggota kelompok untuk saling bekerjasama dalam
satu anggota kelompok tani Temor Molerandan juga mengajari mereka dalam
menjalin hubungan dengan petani yang memiliki sawah atau yang menyewa
sawah.
3. Perwakilan masyarakat, yaitu membantu anggota kelompok untuk menampung,
mediskusikan bersama masalah yang dihadapi oleh para buruh tani anggota
kelompok tani, memimpin dan bertanggungjawab dalam menjalankan
musyawarah dan mufakat bersama anggota kelompok tani Temor Moleran.
Dengan hal ini dapat membantu para buruh tani dalam memecahkan
permasalahan yang selama ini mereka rasakan. | en_US |