dc.description.abstract | Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun menyebabkan
meningkatnya kebutuhan akan rumah tinggal. Peningkatan kebutuhan rumah tinggal
tidak menutup kemungkinan berubahnya fungsi lahan-lahan pertanian, hutan, dan
kawasan lainnya menjadi lahan permukiman baru. Sementara, pembangunan kawasan
permukiman merupakan hal yang memerlukan perencanaan yang seksama.
Pertimbangan penentuan kesesuaian lahan yang optimal untuk wilayah permukiman
menggunakan berbagai parameter seperti kemiringan lereng, kerawanan bencana,
tekstur tanah, kepekaan tanah terhadap erosi, aksesibilitas, curah hujan, serta
penggunaan lahan. Perancangan sistem informasi geografis kesesuaian lahan
permukiman dilakukan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process
(AHP) untuk mendapatkan nilai atau bobot setiap kriteria dan sub-kriteria kesesuaian
lahan permukiman yang telah ditentukan. Peta kesesuaian lahan permukiman tersebut
ditampilkan dalam halaman web yang terintegrasi dengan GoogleMaps API. Hasil
dari penelitian ini membagi Kabupaten Jember menjadi 3 kawasan permukiman, yaitu
kawasan permukiman sangat sesuai (S1) sebanyak 18,35%, kawasan permukiman
sesuai sebanyak 65,3%, dan kawasan permukiman tidak sesuai (NS) adalah sebanyak
16,36%. | en_US |