dc.description.abstract | Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2007 berdasarkan Millenium
Development Goals (MDGs) di Indonesia masih tinggi, mencapai 34 per 1000
kelahiran hidup dan target pada tahun 2015 harus mencapai 23 per 1000 kelahiran
hidup. Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kematian bayi salah satunya
dengan meningkatkan cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara Eksklusif. WHO
menetapkan bahwa pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan. Salah satu upaya untuk
meningkatkan pencapaian bayi mendapat ASI Eksklusif yaitu dengan menerapkan
praktik IMD, IMD merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan ASI Eksklusif,
IMD adalah proses alami dengan mengembalikan bayi manusia untuk menyusu, yaitu
dengan memberi kesempatan pada bayi untuk mencari dan mengisap ASI sendiri,
pada awal kehidupannya dalam satu jam pertama. Terutama pada ibu primipara yang
baru melahirkan sangat penting untuk melakukan praktik IMD dan mendapatkan
pengetahuan yang terkait dengan menyusui terutama pelaksanaan inisiasi menyusu
dini dan pemberian ASI Eksklusif agar lebih berhasil memberikan ASI kepada
bayinya terutama ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional yang
dilakukan di wilayah kerja peskesmas Ambulu Kabupaten Jember. Populasi dalam
penelitian ini adalah ibu primipara yang yang mempunyai bayi usai >6-12 bulan.
Sampel pada penelitian ini sebanyak 60 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan
viii
dengan menggunakan teknik simple Random Sampling. Teknik analisis data
menggunakan Chi-square test dengan (α : 0,05) yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan pemberian ASI Eksklusif pada
ibu primipara dengan bayi usia>6-12 bulan di Wilayah kerja Puskesmas Ambulu,
Kabupaten Jember.
Dalam penelitian ini, didapatkan hasil berdasarkan uji statistik terdapat
hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu, pengetahuan ibu dan praktik IMD
dengan pemberian ASI Eksklusif. Walaupun hasil menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan pemberian ASI Eksklusif,
namun banyak juga ibu primipara yang melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
tetapi tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya.
Adapun saran yang dapat diberikan dari penelitian ini, yaitu bagi Puskesmas
Ambulu. Pertama, perlu adanya kebijakan di setiap posyandu yaitu bidan dan atau
kader selain memberikan informasi juga diharapkan dapat menjadi motivator para ibu
hamil terutama ibu primipara terkait praktik IMD sehingga pada saat melahirkan ibu
lebih bersemangat melakukan praktik IMD sampai langkah akhir. Kedua, hendaknya
lebih ditingkatkan lagi perhatian terhadap ibu menyusui khususnya pada ibu
primipara dengan memperhatikan keberlangsungan pemberian ASI Eksklusif melalui
adanya pendataan dan pengawasan, serta adanya pemberian hadiah misal peralatan
bayi untuk lebih meningkatkan lagi motivasi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif
kepada bayinya. Bagi Masyarakat, masyarakat hendaknya membentuk atau
mengaktifkan perkumpulan yang ada ditengah masyarakat seperti ibu-ibu PKK untuk
berperan aktif dalam mensosialisasikan pemberian ASI Eksklusif, pentingnya
pemberian ASI Eksklusif serta dampak positif jika diberi ASI Eksklusif dan dampak
negatif jika tidak diberi ASI Eksklusif. Bagi Peneliti Selanjutnya, perlu adanya lebih
lanjut penelitian tentang praktik IMD bila masih ada ibu yang melahirkan di lain
tempat selain non pelayanan kesehatan, misal melahirkan di dukun. | en_US |