Show simple item record

dc.contributor.authorNANANG ZAKARIYANTO 101510501104
dc.date.accessioned2015-03-20T12:17:30Z
dc.date.available2015-03-20T12:17:30Z
dc.date.issued2015-03-20
dc.identifier.nimNIM101510501104
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/61920
dc.description.abstractPengaruh Dosis Pupuk N dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Semi (Baby Corn) Pada Sistem Agroforestry Tanaman Karet Muda. Nanang Zakariyanto. 101510501104. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember. Jagung semi (baby corn) adalah jagung biasa yang dimanfaatkan sebagai sayuran dan dipanen saat tongkol jagung masih muda, yaitu sebelum tongkol mengalami pembuahan (fertilisasi) dan masih lunak. Standar codex untuk jagung semi kaleng, yaitu kisaran panjang tongkol 5-12 cm untuk semua kelas dengan diameter tongkol 1-2 cm (Siagian dan Harahap, 2001). Dewasa ini jagung semi (baby corn) memiliki nilai ekonomis yang tinggi sehingga penjualan jagung semi tidak hanya di pasar tradisional, tetapi juga dijual di swalayan-swalayan (Elly et al., 2013). BPS Jatim (2014), memaparkan bahwa permintaan pasar dalam negeri terhadap jagung semi (baby corn) pada provinsi Jawa Timur tahun 2014 adalah sebesar 3,67 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 17,98 ribu ton (0,49 persen) dibanding tahun 2013. Untuk memenuhi permintaan jagung semi (baby corn) yang terus meningkat maka para petani melakukan budidaya jagung semi secara khusus. Subandi dan Manwan (1990), menyatakan bahwa suatu varietas dikatakan unggul apabila dapat memberikan hasil tinggi, memiliki stabilitas hasil, tahan terhadap hama dan penyakit serta tahan terhadap lingkungan yang ekstrim. Menurut Engelstad (1997), produksi tanaman yang tinggi dapat dicapai melalui dua cara, pertama secara ekstensifikasi yaitu memperluas daerah pertanian dengan jalan membuka daerah-daerah baru dan mengusahakan sebagai lahan pertanian, kedua dengan intensifikasi yaitu meningkatkan daya hasil tiap satuan luas tertentu suatu areal melalui penerapan teknologi baru diantaranya pemakaian pupuk yang tepat dan pengaturan jarak tanam. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh interaksi dosis pupuk N dengan jarak tanam terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi jagung semi (baby corn) pada sistem agroforestry tanaman karet muda, mengetahui pengaruh dosis pupuk N terbaik terhadap pertumbuhan tanaman produksi jagung viii semi (baby corn) pada sistem agroforestry tanaman karet muda, dan mengetahui pengaruh jarak tanam terbaik terhadap pertumbuhan tanaman produksi jagung semi (baby corn) pada sistem agroforestry tanaman karet muda. Percobaan dilakukan di Perkebunan Gunung Terong, Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi dengan ketinggian tempat 400 mdpl. Percobaan menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan pola dasar Rancangan Acak Kelompok dengan 3 kali ulangan. Petak utama terdiri dari 3 taraf yaitu jarak tanam 50 x 15 cm (J1), jarak tanam 50 x 20 cm (J2), dan jarak tanam 50 x 25 cm (J3). Dan anak petak terdiri dari dosis pupuk N yang terdiri atas 4 taraf yaitu dosis N0 (0 kg/ha urea atau 0 kg/ha nitrogen), N1 (300 kg/ha urea atau 135 kg/ha nitrogen), N2 (400 kg/ha urea atau 180 kg/ha nitrogen), dan N3 (500 kg/ha urea atau 225 kg/ha nitrogen). Data penelitian dianalisis dengan analisis varian apabila berbeda nyata diuji dengan jarak berganda Duncan (α, 5%). Hasil penelitian menunjukkan pada perlakuan jarak tanam dengan taraf J1 (50 x 15 cm), J2 (50 x 20 cm), dan J3 (50 x 25 cm) berat basah batang tanaman jagung terbaik diperoleh dengan pemberian pupuk dengan perlakuan dosis N3 (225 kg/ha) yang hasilnya masing-masing 385,98 g, 420,66 g, dan 445,84 g. Sedangkan produktivitas hijauan tanaman jagung menunjukkan pada perlakuan jarak tanam dengan taraf J1 (50 x 15 cm) atau 133.333 tanaman/ha, J2 (50 x 20 cm) atau 100.000 tanaman/ha, dan J3 (50 x 25 cm) atau 80.000 tanaman/ha produktivitas hijauan tanaman jagung terbaik diperoleh dengan pemberian pupuk dengan perlakuan dosis N3 (225 kg/ha) yang hasilnya masing-masing 51,46 ton/ha, 42,07 ton/ha, dan 35,67 ton/ha. Pada perlakuan jarak tanam menunjukkan bahwa produktivitas tongkol jagung semi terbaik pada perlakuan J1 (jarak tanam 50 x 15 cm atau 133.333 tanaman/ha) dengan rerata 2,62 ton/ha, dan kemudian diikuti perlakuan J2 (jarak tanam 50 x 20 cm atau 100.000 tanaman/ha) dengan rerata 2,19 ton/ha, sedangkan rerata terendah pada perlakuan J3 (jarak tanam 50 x 25 cm atau 80.000 tanaman/ha) dengan rerata 1,88 ton/ha. Pada perlakuan dosis pupuk N menunjukkan bahwa produktivitas tongkol jagung semi terbaik pada perlakuan N3 (225 kg/ha) dengan rerata 2,46 ix ton/ha, dan kemudian diikuti perlakuan N2 (180 kg/ha) dengan rerata 2,31 ton/ha, dan diikuti perlakuan N1 (135 kg/ha) dengan rerata 2,16 ton/ha sedangkan rerata terendah pada perlakuan N0 (0 kg/ha) dengan rerata 1,99 ton/ha.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries101510501104;
dc.subjectENGARUH DOSIS PUPUK N DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG SEMI (BABY CORN)PADA SISTEM AGROFORESTRY TANAMAN KARET MUDAen_US
dc.titlePENGARUH DOSIS PUPUK N DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG SEMI (BABY CORN)PADA SISTEM AGROFORESTRY TANAMAN KARET MUDAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record