dc.description.abstract | Fenologi Kedelai Berdasarkan Kriteria Fehr-Caviness Pada Delapan
Persilangan Serta Empat Tetua Kedelai (Glycine max. L. Merrill). Ari Istanti.
101510501145. 2014. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Jember.
Kedelai merupakan bahan pangan penting di Indonesia sesudah padi yang
menjadi sumber protein nabati, bahan baku berbagai industri, dan bahan pakan
ternak, yang sangat penting peranannya ditinjau dari segi sosial ekonomi.
Peningkatan permintaan terhadap produksi kedelai terus meningkat tetapi hingga
saat ini produksi kedelai di Indonesia belum dapat mengimbangi laju peningkatan
kebutuhan yang diperlukan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan produktivitas kedelai adalah dengan cara pemuliaan tanaman yaitu
persilangan tanaman untuk mendapatkan varietas unggul. Keturunan yang
dihasilkan mempunyai keragaman fenologi yang berbeda-beda. Pengetahuan
tentang data fenologi tanaman kedelai akan sangat berguna dalam pemuliaan
tanaman terutama untuk evaluasi potensi hasil. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan fenologi kedelai (Glycine max. L. Merrill) dari empat tetua dan
delapan keturunan persilangan berdasarkan kriteria Fehr-Caviness.
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Politeknik Negeri Jember
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 12 genotipe kedelai
dengan ulangan tiga kali. Setiap unit percobaan terdiri dari 10 lubang tanam. Data
yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan ANOVA dan diuji lanjut
menggunakan metode Duncan Multiple Range Test (DMRT).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe kedelai berbeda sangat
nyata pada umur stadia VE, VC, R1, R2, R3, R4, dan R5 serta berbeda nyata pada
umur stadia R6, R7, dan R8. Semua genotipe tidak berbeda nyata terhadap
karakter hasil: jumlah polong per tanaman, berat biji per tanaman, berat 100 biji
(g), dan jumlah cabang serta berbeda nyata pada jumlah biji per tanaman. Terjadi
perbedaan fenotipe yang dapat dilihat dari stadia pertumbuhan tanaman hasil
persilangan kedelai yang disebabkan oleh faktor genetik. Genotipe terbaik adalah
1x3 (persilangan Mutiara 1 dan GHJ-6) yang sesuai ditanam di lahan marginal
dan genotipe 2x4 (persilangan Slamet dan GHJ-7) yang sesuai ditanam di lahan
produktif. | en_US |