dc.description.abstract | Analisis Soal Dalam Buku Matematika Kelas VII Kurikulum 2013 Berdasarkan
Mathematical Literacy Assessment Taxonomy; Banina Firdaus, 100210101015;
2014; 154 halaman; Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan
MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan agar peserta didik atau
siswa dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan (Soedjadi, 2000:6).
Peningkatan kualitas pendidikan dapat diupayakan dengan melakukan peningkatan
komponen-komponen pendidikan. Oleh karena itu, komponen pendidikan merupakan
aspek yang sangat penting untuk dikembangkan dalam memperbaiki usaha
pembelajaran.
Pada tahun 2013, Indonesia menerapkan kurikulum yang merupakan
penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan 2006 yang dikenal dengan kurikulum 2013. Salah satu alasan
terjadinya perubahan kurikulum di Indonesia adalah hasil studi PISA yang
menempatkan Indonesia di peringkat 10 terbawah. PISA (Program for Internasional
Student Assessment) adalah studi Internasional tentang prestasi literasi membaca,
literasi matematika dan sains siswa sekolah berusia 15 tahun. Studi ini
dikoordinasikan oleh OECD (Organisation for Economic Cooperation and
Development) yang dilaksanakan setiap tiga tahun sekali. Salah satu fokus studi yang
diselenggarakan yaitu menilai mathematical literacy.
Dalam kurikulum 2013, dirumuskan secara terpadu kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik. Salah satu
perbedaan antara kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya adalah adanya buku
siswa yang sudah disusun oleh pemerintah sebagai buku wajib sumber belajar di
sekolah.
Pada penelitian ini dilakukan analisis pada buku matematika kelas VII
kurikulum 2013 edisi revisi berdasarkan mathematical literacy assessment taxonomy.
viii
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang didahului dengan pengembangan
deskriptor mathematical literacy assessment taxonomy. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. Waktu penelitian
mulai dari mengklasifikasi soal dan analisis soal dilakukan pada bulan Agustus
hingga bulan Oktober 2014.
Hasil penelitian menunjukkan dalam buku siswa kelas VII kurikulum 2013
cetakan ke-2 edisi revisi terdapat 99 pertanyaan mathematics literacy dari 177
pertanyaan yang terkumpul dalam soal uji kompetensi masing-masing pokok
bahasan, dan tercapai persentase 55,93% soal mathematics literacy yang ada dalam
buku tersebut. Dari 99 pertanyaan terhitung 94 soal yang termasuk dalam level
mathematical literacy assessment taxonomy yaitu 40,42% soal (38 soal) berada pada
level 1, 31,91% soal (30 soal) berada pada level 2, dan 27,65% soal (26 soal) berada
pada level 3. Sedangkan soal yang berada pada level 4, tidak ditemukan pada soal uji
kompetensi yang dikumpulkan. Berdasarkan hasil di atas diperoleh bahwa
berdasarkan jumlahnya, pemberian soal mathematics literacy sudah dianggap cukup.
Hal ini karena mengingat di Indonesia masih belum ada mata pelajaran mathematical
literacy seperti di Afrika Selatan, namun masih terintegrasi dalam mata pelajaran
matematika. Jika dilihat dari proporsi persentase masing-masing level sesuai dengan
pedoman yang digunakan di Afrika Selatan, maka seharusnya ditambahkan soal yang
termasuk dalam tingkatan reasoning and reflecting. Sehingga diharapkan siswa dapat
terlatih dalam mengerjakan soal yang mencakup keseluruhan level mathematical
literacy taxonomy. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan untuk semua
pihak dalam proses penyusunan buku siswa matematika selanjutnya. | en_US |