dc.description.abstract | Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Thinking Aloud Pair
Problem Solving
Matematika memegang peranan penting dalam proses pembelajaran karena
dapat menumbuhkan kemampuan bernalar yaitu berpikir sistematis, logis dan kritis
dalam memecahkan masalah. Mengingat pentingnya mempelajari matematika, maka
dalam proses belajar mengajar, guru sangat berperan dan mempunyai kewajiban
untuk membimbing dan melatih siswa untuk memahami dan memecahkan masalah
pada matematika. Berdasarkan informasi dari guru bidang studi matematika kelas
VIIB SMP Negeri 11 Jember, siswa sering kali mendapatkan nilai ketuntasan belajar
di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
Pembelajaran menggunakan metode TAPPS adalah salah satu metode
pembelajaran yang melibatkan siswa secara berpasangan, satu siswa berperan sebagai
problem solver dan satu siswa berperan sebagai listener. Langkah-langkah dalam
pembelajaran TAPPS antara lain guru menentukan problem solver dan listener, guru
viii
memberikan permasalahan kepada problem solver, siswa yang berperan sebagai
problem solver mempelajari permasalahan yang diberikan, problem solver
menjelaskan permasalahan tersebut kepada listener, listener mendengarkan dan
bertanya apabila kurang mengerti, listener bertukar peran dengan problem solver
apabila permasalahan sudah dipecahkan. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian
ini adalah untuk mengetahui penerapan, aktivitas, dan ketuntasan hasil belajar siswa
pada Operasi Himpunan setelah penerapan model pembelajaran kooperatif dengan
metode TAPPS.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan mengadaptasi
model skema Hopkins yaitu model skema yang menggunanakan prosedur kerja yang
dipandang sebagai siklus spiral dalam perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi .
Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIB SMP Negeri 11 Jember yang berjumlah 38
siswa. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah metode wawancara,
dokumentasi, observasi, dan tes. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif. Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa,
aktivitas guru dan hasil belajar siswa yang terdiri atas tiga aspek yaitu sikap,
pengetahuan dan keterampilan.
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah persentase aktivitas guru pada
siklus I sebesar 89,38% sedangkan pada siklus II aktivitas guru mencapai persentase
sebesar 96,42%. Terjadi peningkatan aktivitas guru secara keseluruhan yaitu sebesar
7,04%. Persentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 70,78% dan pada siklus II
sebesar 81,54%. Berdasarkan data tersebut aktivitas siswa mengalami peningkatan
dari pembelajaran siklus I ke pembelajaran pada siklus II sebesar 10,76%.
Sedangkan persentase hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I sebesar
70,27% dan pada siklus II sebesar 78,37% dan dan peningkatan hasil belajar siswa
sebesar 8,1%. | en_US |