Show simple item record

dc.contributor.authorNurul Maulidiyah
dc.date.accessioned2013-12-08T03:57:28Z
dc.date.available2013-12-08T03:57:28Z
dc.date.issued2013-12-08
dc.identifier.nimNIM070210204414
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/6151
dc.description.abstractMembaca nyaring adalah kemampuan mengubah lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi atau suara yang bermakna dengan lafal dan intonasi yang tepat. Tujuan membaca di SD adalah supaya siswa dapat membaca lancar sesuai dengan lafal dan intonasi yang tepat. Dengan membaca siswa mengerti tentang ilmu pengetahuan. Pada dasarnya yang harus dikuasai oleh siswa kelas II SD dalam pembelajaran membaca nyaring adalah penggunaan lafal, intonasi, dan jeda pendek dan panjang. Hal ini metode yang digunakan guru kurang tepat. Pada saat guru mengajarkan membaca nyaring, guru hanya mendengarkan siswa membaca tanpa memperhatikan kesalahan dalam bacaan. Hal ini sesuai kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa sesuai dengan kurikulum KTSP. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran membaca nyaring belum berhasil dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi yang dilakukan pada saat siswa diberi tugas membaca bacaan dengan nyaring. Banyak siswa yang mengalami kesalahan dalam hal lafal dan intonasi, sehingga suara yang diucapkan menjadi tidak jelas, kesalahan lain terdapat pada penempatan jeda pendek dan panjang dalam membaca, kesalahannya pada suara yang diucapkan tidak jelas, sehingga tidak terdengar oleh semua siswa. Selain itu siswa juga belum bisa menguasai tanda baca yang terdapat pada kalimat. Hal ini disebabkan karena teknik yang digunakan guru kurang tepat. Pada saat guru mengajarkan membaca nyaring, guru hanya mendengarkan siswa membaca tanpa memperhatikan kesalahan dalam bacaan. Berdasarkan permasalahan tersebut, pembelajaran membaca pada siswa kelas II SDN Wonosari 01 Kecamatan Puger Kabupaten Jember perlu diperbaiki dengan memilih teknik yang sesuai dan dapat menarik minat siswa. Salah satu alternatif yang dapat dilaksanakan untuk mendisiplinkan siswa pada membaca nyaring, yaitu dengan teknik pemodelan. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah proses pelaksanaan membaca nyaring dengan teknik pemodelan yang dapat meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa kelas II di SD Negeri Wonosari 01 Puger – Jember ?, (2) Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam kemampuan membaca nyaring melalui teknik pemodelan siswa kelas II di SD Negeri Wonosari 01 Puger-Jember?. Berdasarkan rumusan yang telah ditetapkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membaca nyaring melalui teknik pemodelan pada siswa kelas II di SD Negeri 01 Wonosari Puger-Jember, (2) ix untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam membaca nyaring melalui teknik pemodelan siswa kelas II di SD Negeri Wonosari 01 Puger-Jember. Penelitian ini dilakukan untuk peningkatan kemampuan membaca nyaring siswa. Pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan di kelas II SDN Wonosari 01 Kecamatan Puger Kabupaten Jember, subjek penelitian adalah siswa kelas II tahun pelajaran 2010/2011 dengan jumlah 20 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Rancangan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, teknik tes, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi. Data yang dikumpulkan berupa hasil nilai kemampuan membaca siswa dan tingkat aktivitas siswa melalui lembar observasi yang telah ada. Berdasarkan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia Kelas II SDN Wonosari 01 Kecamatan Puger Kabupaten Jember, sebelum dilaksanakan teknik pemodelan banyak siswa yang mengalami kesalahan dalam hal lafal dan intonasi, sehingga suara yang diucapkan menjadi tidak jelas, kesalahan lain terdapat pada penempatan jeda pendek dan panjang dalam membaca, kesalahannya pada suara yang diucapkan tidak jelas, sehingga tidak terdengar oleh semua siswa. Selain itu siswa juga belum bisa menguasai tanda baca yang terdapat pada kalimat sehingga persentase tes kemampuan membaca nyaring mencapai ketuntasan 45% dengan ratarata hasil belajar sebesar 59. Terkait hal tersebut, maka diterapkannya teknik pemodelan untuk meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa kelas II sehingga pada siklus I persentase ketuntasan mencapai 60% dengan rata-rata hasil belajar sebesar 63,25. Akan tetapi hasil tersebut belum tuntas sehingga diadakan siklus II. Pada siklus II meningkat dengan persentase ketuntasan 90% dengan ratarata hasil belajar sebesar 75,50. Peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 30% sedangkan rata-rata hasil belajar sebesar 12,25. Beberapa saran berkaitan dengan penggunaan teknik pemodelan dalam proses belajar mengajar, sebaiknya guru terus berupaya mencari alternatif terbaik bagi siswanya dalam menyampaikan pelajaran, siswa hendaknya lebih bersemangat dan aktif dalam mencari informasi, serta menjadi masukan bagi penelitian sejenis dengan pokok bahasan yang lebih luas. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan teknik pemodelan untuk meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa dimaksudkan dapat membantu siswa lebih memahami penggunaan lafal, intonasi, dan jeda pendek dan panjang.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries070 210 204 414;
dc.subjectKEMAMPUAN MEMBACA,TEKNIK PEMODELANen_US
dc.titlePENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS II SDN WONOSARI 01 KEC. PUGER KAB. JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record