Show simple item record

dc.contributor.authorMega Shandy Gema Ramadhan
dc.date.accessioned2015-03-01T02:15:13Z
dc.date.available2015-03-01T02:15:13Z
dc.date.issued2015-03-01
dc.identifier.nimNIM100910101071
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/61501
dc.description.abstractPada tanggal 03 Februari 2006 Pemerintah Korea Selatan mengumumkan secara tiba-tiba tentang negosiasi terbuka FTA dengan Amerika Serikat. KoreaUS Free Trade Agreement (KORUS FTA) merupakan sebuah perjanjian internasional yang dirancang untuk mempromosikan aliran perdagangan bebas barang dan jasa antara Amerika Serikat dan Korea Selatan. Unsur baru dalam kerjasama ekonomi antara kedua negara akan memacu pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, menghasilkan pasar baru untuk barang dan jasa, serta memperkuat aliansi dalam kepentingan strategis. Persaingan perdagangan dan perkembangan ekonomi negara-negara kawasan Asia Timur khususnya Cina dan Jepang menjadi pemicu dimulainya negosiasi KORUS FTA. Memasuki masa negosiasi awal FTA ini justru tidak disambut baik oleh masyarakat Korea Selatan, KORUS FTA dinilai sebagai ancaman atau terror bagi masyarakat khususnya para petani, karena beras merupakan produk pertanian paling penting bagi masyarakat Korea Selatan dan kehawatiran lain yang akan menyebabkan hilangnya perlindungan bagi petani Korea Selatan yang memproduksi beras. Tidak berhenti disitu, masyarakat Korea Selatan kembali memprotes keras atas pencabutan larangan impor daging sapi AS yang menjadi kekhawatiran lain mereka, karena isu penyakit sapi gila yang pernah dialami Amerika Serikat. Adanya krisis ekonomi global 2008 menjadi pukulan keras bagi perekonomian negara-negara di dunia tak terkecuali Korea Selatan yang terkena dampaknya. Di sisi lain pemerintah Korea Selatan melihat peluang yang besar dengan adanya KORUS FTA ini akan menjadi sebuah solusi bagi Korea Selatan untuk bangkit dari keterpurukan dan memicu laju pertumbuhan ekonomi negara. Selain itu pemerintah Korea Selatan juga percaya bahwa KORUS FTA akan meningkatkan vii! ! ! ! posisi Korea Selatan di tingkat internasional dengan memperkuat pengaruhnya di kawasan Asia Timur melalui FTA dengan Amerika Serikat. Melalui berbagai pertimbangan dan peluang-peluang tersebut, pada akhirnya membuat pemerintah Korea Selatan memutuskan untuk tetap melanjutkan proses negosiasi dengan Amerika Serikat dan kemudian meratifikasinya. Oleh karena itu, skripsi ini bertujuan untuk mengetahui alasan apa yang menjadi faktor kebijakan pemerintah Korea Selatan meratifikasi KORUS FTA. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode penelitian tersebut meliputi teknik pengumpulan data dan teknik analisa data. Teknik pengumpulan data adalah menggunakan studi pustaka (Library Research) untuk memperoleh data sekunder. Data yang diperoleh tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif untuk menjelaskan tindakan-tindakan politik yang dilakukan oleh para aktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kebijakan Korea Selatan meratifikasi KORUS FTA ini terdapat dua faktor yang dipertimbangkan oleh pemerintah Korea Selatan. Alasan pertama yaitu krisis ekonomi global 2008 mengakibatkan dampak parah bagi kondisi ekonomi domestik Korea Selatan yang merupakan faktor internal. Dampak yang ditimbulkan oleh krisis ekonomi global tahun 2008 diantaranya adalah, arus modal yang jatuh secara mendadak, pasar saham yang menurun, penurunan cadangan suku dana negara, turunnya nilai tukar won, penurunan permintaan ekspor, kesulitan untuk menjaga keseimbangan sektor industri, dan meningkatnya jumlah pengangguran. Alasan kedua yaitu karena perkembangan ekonomi negara-negara kawasan di Asia Timur khususnya Cina dan Jepang yang semakin pesat, membuat persaingan perdagangan internasional di kawasan Asia Timur semakin tak terhindarkan merupakan faktor eksternal. Pemerintah Korea Selatan berpendapat bahwa mereka yakin dengan adanya FTA dengan Amerika Serikat mampu meningkatkan tidak hanya laju pertumbuhan ekonomi, tetapi juga meningkatkan posisi Korea Selatan di tingkat internasional sebagai kekuatan tengah di Asia Timur. Hal ini kemudian akan berdampak pula bagi Korea Selatan yang akan menjadi penyeimbang perekonomian di antara negara-negara besar kawasan Asia Timur di masa yang akan datang. Selain itu, KORUS FTA akan memberikan dampak lain dari perspektif keamanan, viii! ! ! ! harapannya dengan adanya FTA dengan Amerika Serikat dapat menekan Korea Utara dalam melakukan tindakan-tindakan yang bersifat mengancam dan membawa perdamaian di Semenanjung Korea (perbatasan antara Korea Selatan dan Korea Utara). Di bawah kerjasama KORUS FTA, tarif pada sebagian besar produk barang yang diperdagangkan secara bilateral diubah menjadi global dan pasar di sektor investasi serta jasa akan terbuka secara luas, dan di sisi lain juga bisa menjadi suatu simbol kemitraan yang kuat bagi Korea Selatan dan Amerika Serikat. Berdasarkan alasan faktor internal dan faktor eksternal tersebut yang akhirnya membuat pemerintah Korea Selatan kemudian mengambil kebijakan untuk meratifikasi KORUS FTA.en_US
dc.language.isozhen_US
dc.relation.ispartofseries100910101071;
dc.subjectKEBIJAKAN KOREA SELATAN MERATIFIKASI KORUS FREE TRADE AGREEMENT TAHUN 2012en_US
dc.subjectEBIJAKAN KOREA SELATAN MERATIFIKASI KORUS FREE TRADE AGREEMENT TAHUN 2012en_US
dc.titleKEBIJAKAN KOREA SELATAN MERATIFIKASI KORUS FREE TRADE AGREEMENT TAHUN 2012en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record