Show simple item record

dc.contributor.authorSri Muktiningtyas
dc.date.accessioned2015-01-27T06:35:03Z
dc.date.available2015-01-27T06:35:03Z
dc.date.issued2015-01-27
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/61081
dc.description.abstractNikotin adalah komponen kimia terbanyak dalam asap rokok yang bersifat teratogen. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh nikotin selama organogenesis terhadap organ genetalia jantan pralahir mencit albino (Mus musculus) Swiss Webster dan untuk mengetahui umur kebuntingan yang paling sensitifterhadap pemberian nikotin, dengan mengambil batasan pada pengamatan kondisi set spermatogenik dalam tubulus seminiferus testis fetus dan jurnlah fetus sebagai data penunjang. Penelitian ini dilaksanakan di laboratoriwn biologi FMIPA dan FKIP Universitas Jember selama bulan Desember 1999 sampai bulan April 2000. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAL. Kondisi sel spennatogenik dianalisis secara diskriptif kualitatif berdasar pengamatan mikcroskopis dan data berupa jumlah fetus diuji dengan uji F Anava satu jalur dilanjutkan dengan uji LSD. Nikotin dilarutkan dalarn akuabidest steril, diberikan dengan dosis tunggal pada umur kebuntingan 7, 9, dan II hari secara intraperitonial. Nikotin yang diberikan sebanyak 0,1 ml tiap 10 g bb dengan dosis 6, 12, dan 18 mg/kg bb. Mencit kontrol hanya diperlakukan dengan akuabidestilata steril. Mencit dibunuh dan dibedah pada umur kebuntingan 18 hari, kemudian dilakukan penghitungan jumlah fetus. Untuk mengetahui dengan pasti jenis kelamin dilakukan pembedahan fetus. Fetus jantan yang didapat diambil testisnya untuk dibuat sayatan histologis. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa, nikotin dosis 18 mg/kg bb pada umur kebuntingan 7 dan 9 bari berpengaruh nyata terhadap penurunan jumlah rata-rata fetus. Sayatan histologis testis fetus yang induknya mendapat perlakuan dosis 12 mg/kg bb pada umur kebuntingan 9 hari menunjukkan atropi sel spermatogenetik seragam dan pada umur kebuntingan 11 hari dengan dosis perlakuan 18 mglkg bb menunjukkan penurunan jumlah sel spennatogenetik seragam. Pada kedua kelompok percobaan tersebut sel spermatogenetik seragarn belum berkembang menjadi spermatogonium. Dari basil pengamatan dapat disimpulan bahwa, nikotin menghambat perkembangan sel spermatogenetik, mengakibatkan atropi sel spermatogenetik dan juga penurunan jumlah sel spennatogenetik. Umur kebuntingan It hari merupakan umur kebuntingan yang paling sensitif dengan menunjukkan penurunan jumJah sel spermatogenetik.en_US
dc.description.sponsorshipUniversitas Jemberen_US
dc.subjectPENGARUH NIKOTIN SELAMA ORGANOGENESIS TERHADAP ORGAN GENETALIA JANTANen_US
dc.titlePENGARUH NIKOTIN SELAMA ORGANOGENESIS TERHADAP ORGAN GENETALIA JANTAN PRA LAHIR MENCIT ALBINO ( mus musculs) SWISS WEBSTERen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record